Selasa, 23 November 2010

Bedah Buku : Hindari Kejenuhan Rutinitas | Review #Heartblock di espira.tv

Pernah nggak kamu merasa jenuh, tidak mood, dan pikiran merasa stag alias mandek dalam berkreasi? Apapun pekerjaannya, tapi jika sampai perasaan stag ini menjangkit, maka kita akan benar-benar menjadi susah berkarya.

Kisah mandeknya kreativitas ini dituangkan dalam novel ringan berjudul ’Heart Block’, karya Oktarina Prasetyowati, yang lebih dikenal dengan nama ”Okke Sepatumerah”. Fiksi ini mengisahkan perjalanan Senja, seorang penulis sukses ibukota yang sedang berada di puncak karir dengan publisitas dan ketenaran ada di tangannya, namun tak kunjung merasa bahagia. Di saat itu, Senja juga mengalami masalah besar yakni kreativitas mendadak buntu sementara deadlinepekerjaan semakin dekat. Solusi timbul saat ia mengambil jalan pintas untuk menyepi ke Ubud, Bali dan bertemu seorang pelukis bernama Genta.

Menurut Okke, sebagian besar orang yang bekerja di bidang kepenulisan pernah mengalami masalah seperti ini di beberapa titik karirnya. ”Bahkan J.K. Rowling saja pernah mengalami kondisi ’tidak menemukan kata-kata untuk ditulis’,” kata Okke, merujuk pada penulis serial Harry Potter yang laris manis itu.

Penyebab writer’s block alias perasaan susah berkarya yang dialami para penulis ini bermacam-macam. Bisa karena depresi, kehilangan, tuntutan yang besar,deadline mepet, dan lain-lain. Solusinya, istirahat sebentar, dan cari suasana baru guna mendapatkan suasana senang, seperti mendengarkan musik, nonton film, atau pindah ruang kerja ke cafe.

Apapun status dan pekerjaanmu saat ini, jangan biarkan rasa stag alias mandek berkreasi timbul. Tetap semangat, dan cari cara untuk kembali mengobarkan inspirasimu. Jangan biarkan semangat dan kreativitas kita kalah oleh block yang menghalangi proses sebuah penciptaan karya besar. **(Reporter ESPIRA-Jojo Raharjo_Jakarta)

Artikel asli : http://www.espira.tv/news/bedah-buku-hindari-kejenuhan-rutinitas

Minggu, 26 September 2010

Resensi Heartblock oleh Ello Aristhosiyoga

Diambil dari : http://elloaristhosiyoga.blogspot.com/2010/09/b3-heart-block.html

Novel yang full warna putih ini, kudapat dari sahabatku. Penggemar novel juga, tapi sekarang dia lagi bikin film dokumenter.

Bagi penulis patut membaca buku ini. Buku ini mengangkat kasus writer’s block atau kebuntuan menulis.

Kisah dalam novel ini bermula ketika Senja—perempuan biasa dari Solo tiba-tiba mendapat penghargaan Festival Penulis Indonesia 2008 untuk kotegari Pendatang Baru Berbakat di novel perdananya, Omnibus. Dari situlah kehidupan barunya dimulai.

Dia jadi pindah ke Jakarta karena mendapat beasiswa Sekolah Menulis Kreatif akibat menangnya Omnibus. Di sana dia tinggal dengan Tasya, kakak tirinya. Kehidupannya lambat-lambat berjalan, novel kedua pun terlahir sukses. Tapi orang-orang selalu menuntut Senja untuk menulis secemerlang Omnibus. Begitupun dengan novel ketiga. Dia putus asa di bawah tekanan. Apalagi Tasnya yang berubah menjadi menejernya selalu membuat jadwal yang tak mampu dia lakukan.

Ketika dia harus mengerjakan novel 40 Days Project—semacam proyek novel yang dikerjakan dalam waktu empat puluh hari—sebagai duta menulis dari suatu penerbit, dia mengalami writer’s block. Apalagi deadline sudah di depan mata. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi jauh dari Jakarta, dan menghabiskan waktu di Bali.

Di Bali dia menemukan Genta, seorang pelukis muda. Di sini perlahan-lahan cinta melanda Senja. Dia pun akhirnya terinspirasi menjadikan Genta sebagai tokoh dalam novel proyek 40 harinya.

Tapi apa yang terjadi kemudian… Sepulang dari Bali, Genta seperti hilang. Lenyap begitu saja… dan Senja harus menemukannya atau setidaknya menyampaikan sesuatu.

Cukup penasaran? Tenanglah novel ini tak berat. Sangat ringan. Cocok dibawa kemana-mana. Dan bagi kalian yang pernah mengalami kebuntuan menulis, dapatkan tips mengatasinya dari isi cerita novel Heart Block ini.

Jumat, 11 Juni 2010

Kata Koran-Jakarta.com Tentang #heartblock

Parrrah.. susah amat sih konsisten untuk nyari review-review tentang heartblock ini :D Apalagi kalau udah punya mainan baru.

Anyway, ini dia, apa kata koran-jakarta.com




Judul : Heart Block, Biarkan Cinta Menemukanmu
Penulis : Okke “Sepatumerah”
Penerbit : Gagas Media
Tahun : I, 2010
Tebal : 316 halaman
Harga : Rp 30.000

“People have writer’s block not because they can’t write but because they despair of writing eloquently” (Anna Quindlen) Novel remaja bertema dunia menulis mulai banyak beredar akhir-akhir ini, salah satunya novel berjudul Heart Block, Biarkan Cinta Menemukanmu. Novel ini termasuk dalam genre remaja atau teenlit yang tidak jauh dengan kisah cinta.

Tapi, ada persoalan lain yang lebih menarik di dalamnya yaitu mengenai kebuntuan menulis yang bahasa kerennya writer’s block.

Kebuntuan menulis (writer’s block) adalah satu titik ketika seorang penulis mengalami kemacetan di tengah proses kepenulisannya. Hilang kemampuan untuk memulai atau meneruskan tulisan ini dikarenakan kurangnya inspirasi atau kreativitas. Fenomena writer’s block ini serupa dengan seorang pejalan yang terjebak di tengah belukar.

Belukar itu bisa merupakan rumpun yang belum terjamah, bisa pula merupakan belantara jalan raya yang tanpa petunjuk.

Satusatunya penyelesaian jika terjebak di dalam belukar semacam itu hanyalah dengan memahami mengapa kita bisa masuk ke sana dan bagaimana kita membebaskan diri dari sana.

Senja merupakan tokoh utama novel Heart Block ini. Sejak memenangi Festival Penulis Indonesia 2008 kehidupan Senja berubah total.

Ia menjadi penulis sukses dengan jadwal publisitas yang padat, banjir tawaran menulis, dan tentu saja ketenaran.

Di tengah kesibukannya di dunia kepenulisan tersebut, chief dari rumah produksi Graha Media mengajak Senja bergabung dalam program 40 Days Project, yaitu menantang para calon-calon penulis remaja dan dewasa muda untuk menulis novel.

Senja akan mendapatkan satu space di website Graha Media yang fungsinya mencatat seluruh progress penulisan novelnya selama empat puluh hari.

Senja pun menyanggupi dan kini dia akan memulai dengan membuka website 40 Days Project. Sebuah blog yang dibuat khusus untuknya.

Namun, ketakutan tiba-tiba muncul bahkan sebelum ia mulai menulis. Senja khawatir jika merekamereka yang mengikuti blog tersebut menolak untuk ikut proyek tersebut gara-gara melihat dutanya kepayahan dalam memulai proyek ini.

Lalu, bagaimana Senja keluar dari benturan dinding penulisan itu? Apakah ia akan “kabur” dari tekanan penerbit dan sang manajer? Mampukah ia menyelesaikan proyek istimewa tersebut? Inilah novel menarik dari Okke “Sepatu Merah” yang ditulis dengan mengalir dan ringan. Begitu menariknya mungkin bisa dibaca singkat.

Novel ini bertema unik dan ceritanya pun seperti menceritakan memoriabel si penulis, bagai membayangkan sosok Senja adalah Okke sendiri.

Satu hal yang kurang nyaman dalam membaca Heart Block ini adalah tentang kehidupan metropolitan remaja Jakarta yang menjadi bagian dari kisah tokoh-tokohnya. Bukan sebuah pelajaran baik bagi penulis pemula jika harus merokok bila dilanda stres. Namun, selebihnya novel ini menghibur.

Pembaca bisa sedikit mengetahui bagaimana dunia penulisan yang selalu tampak nyaman. Atau juga menemukan dunia lukisan yang memang membawa aura keindahan. Dan sekali lagi, soal cinta tetap menjadi bumbu bagi kisah remaja. Kisah antara penulis dan pelukis.

Peresensi adalah Yulia Savitri, alumnus sastra Arab Unpad, aktif di komunitas kepenulisan Forum Lingkar Pena Ciputat

Senin, 19 April 2010

Kata Cita Cinta tentang #Heartblock


(Klik gambar buat memperbesar)

Terima kasih buat @ChicMe yang dengan baik hatinya memotret dan mengirimkannya buat saya. Makasih buat @adisisme , yang udah repot-repot bawa Cita Cinta dari kantornya --- dan ternyata saya salah sebut edisi *maafkan sayaa!*

Rabu, 14 April 2010

Kata Belia Pikiran Rakyat Tentang #Heartblock


(Klik gambar untuk memperbesar)

Dan berita bagusnya adalah : HEARTBLOCK masuk cetakan ke-3. YAY! Terima kasih atas dukungannya.

Senin, 12 April 2010

Kata @akuiniobenk tentang #Heartblock

Sumber : http://akuiniobenk.wordpress.com/2010/04/12/heart-block-novel-by-okke-sepatumerah/

Writer’s block is a temporary psychological inability to begin or continue work on a piece of writing (American Heritage Dictionary).

Itu kalimat yang saya comot dari salah satu bagian novel ini. Saya beli novel ini udah lama dan menumpuk begitu aja untuk beberapa waktu bersama buku2 lain yang antri saya baca, akhirnya saya menamatkan juga membaca novel ini dan kembali memulai baca buku yang lain.

Okke sepatumerah, penulis yang novelnya baru kali ini saya baca. Tertarik membeli karena gambar keranjang sampah yang berisi gulungan kertas salah tulis yang mirip dengan kondisi saya saat itu.

Penuliskah saya? bukan kok, saya bukan penulis hebat atau seseorang yang tulisannya pernah dimuat di suatu media terkenal. Saya cuma seseorang yang suka menumpahkan segala isi fikiran saya dengan meracau melalui tulisan. Dan ketika itu, saya sedang tidak memiliki mood menulis apapun. Bahkan ketika saya menemukan hal – hal menarik dikeseharian pun saya sulit mendapatkan mood untuk menulis seperti biasanya.

Selain itu alasan lainnya adalah suasana hati saya sedang mirip dengan judul. hehe Heart Block :) dan harapan saya tersentuh dengan kata2 di cover :

Biarkan cinta menemukanmu


Dalam novelnya okke menceritakan kisah seorang penulis muda bernama Senja yang sedang mengalami kebuntuan ide dan mood untuk menulis di salah satu proyeknya. Berhasil mewujudkan cita – citanya untuk menjadi seorang penulis melalui maha karyanya omnibus yang berhasil memenangkan lomba karya menulis justru membawa Senja ke situasi dimana ia menjadi penulis yang dikejar banyak deadline dan tuntutan kualitas.

Memang berbeda menulis semengalir keinginan kita dengan menulis menulis yang dipenuhi himpitan kejar tayang dan tuntutan kualitas yang kita harapkan dapat diterima dan memuaskan orang banyak.

Senja pindah dari kota asalnya Solo ke Jakarta karena tulisannya yang berjudul Omnibus berhasil membawanya untuk mengikuti Sekolah Menulis Kreatif dan berkesempatan bertemu beberapa penulis muda lainnya dan para mentor yang disiapkan.

Pindah ke Jakarta Senja dihadapkan pula ke kenyataan bahwa ia harus hidup bersama kakaknya Tasya. Tasya pribadi yang amat berbeda dengan Senja. Selain perbedaan fisik, karakter Tasya yang amat terbuka dan banyak teman dan amat gaul jelas tidak bisa disamakan dengan Senja yang teramat biasa dan tidak memiliki hal spesial menurut fikirannya.

Pada cerita selanjutnya Tasya hadir menjadi bagian dari konflik utama novel ini. Berperan sebagai manager Senja yang mulai banyak proyek menulis dan kegiatan promo, Senja merasakan selain berhasil menjadi manager dan publisher dirinya dan tulisannya Tasya dirasakan sudah masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan Senja.

Banyaknya aktivitas publikasi dan proyek – proyek menulis yang diperoleh Tasya yang sebagian besar keluar sebagai inisiatif dalam dirinya membuat Senja merasa kehilangan kebebasannya. Kebebasan untuk menulis, kebebasan untuk mendapatkan waktu pribadi dan kebebasan untuk menjadi penulis yang lepas dari segala pesanan.

Senja protes akan semua tekanan Tasya, ia pun bergumul dengan segala penjelasan Tasya yang menanamkan pada otaknya bahwa semuanya memanglah harus seperti itu. Untuk lebih berkembang Senja memang mau tidak mau harus mencoba banyak langkah untuk maju. Berkeputusan sebagai penulis penuh waktu memasung Senja untuk tidak boleh beralasan tidak ada mood menulis dikala tenggat waktu menerjang.

Hingga akhirnya Senja melarikan diri dengan menghadiahi dirinya liburan setelah memaksa Tasya mengizinkannya. Ia pergi ke Bali berharap kembali menemukan identitas dirinya sendiri sebagai penulis dan pulang membawa mood dan karya baru.

Dalam liburannya Senja bertemu seorang lelaki bernama Genta. Diawali dalam sebuah obrolan menanti keberangkatan pesawat yang delay, Genta hadir sebagai pemeran lain yang membuat liburan Senja menjadi menarik. Dengan menjadi guide , menemani Senja selama di Bali bahkan sempat menerima dirinya untuk tinggal bersama di rumah kontrakannya.

Genta berhasil menghadirkan gairah Senja menulis. Cocok karena merasa mengalami sedikitnya situasi yang serupa membuat keduanya mampu saling menepiskan kegalauan yang ada dari segala tekanan terhadap profesinya masing2. Sayang kebersamaan yang membentuk kedekatan yang asik selama di Bali tidak berjalan sesuai dengan harapan Senja. Ciuman pertama Senja yang didapat dari Genta pada akhirnya tidak membuat kisah romansa ini berlanjut. Berakhir begitu saja setelah kepulangan Senja dari liburannya dan tamat sudah dengan hadirnya kenyataan lain di penghujung cerita.

Senja berhasil membawa karya baru dari liburannya. Karir kepenulisannya pun terus berjalan dengan pengaturan Tasya yang mulai berubah banyak. Sebagai penulis muda, Senja berhasil melalui fase sulit dalam perkembangan karir dan profesinya. Publisitas, target, tuntutan pasar dan ekses lain yang tentunya harus ia terima dan hadapi. Fase yang ia harus lalui akibat keputusannya untuk mewujudkan mimpi sebagai penulis. Penulis yang bebas menjadi dirinya sendiri dan bebas hati menerima segala kritik maupun rendah hati dalam menerima segala pujian.

Novel yang cukup menarik untuk dibaca. Jauh dari bumbu dramatisasi yang kejam membuat novel ini menjadi novel yang menghibur. Hadir dalam balutan cerita yang tidak mudah di duga dan ending yang tentu saja tidak dapat dipesan oleh harapan kita pembaca, Okke berhasil menuangkan sebuah cerita ke dalam sebuah novel dengan alur yang tidak terkesan dipaksakan dan penuh kebetulan yang klise.

Ada kalimat yang saya suka ketika Senja berpikiran sebelum menjadi penulis penuh waktu dan masuk ke dalam industri penerbitan.

Menurutku, jika kita senang menulis atau mengekspresikan apa yang kita rasakan dan pikirkan apa sejujur – jujurnya lewat tulisan dan merasa berbahagia saat melakukannya maka PENULIS-lah kita

Jumat, 19 Maret 2010

Kata Rani Tentang #Heartblock

Yak, saya mulai mengumpulkan hasil review #heartblock, setelah sekian lama 'lupa' kalau saya punya blog ini. Kalo ada yang udah pernah review, kasih tau saya ya :)

sumber : http://1bintangbiru.blogspot.com/2010/01/80-hari-keliling-dunia-bisa-membuatmu_31.html

Engga ada yang menyangkal kepiawaian mbak okke *aduh, sok kenal gini..* dalam bercerita. mengalir. flows. begitu juga dengan heart block ini. it flows. Dan temanya itu lhoooo...writer's block! masalah yang sering tak terpecahkan dan selalu dikambinghitamkan.

Tapi...

Dari buku-buku mbak okke yang saya baca (indonesian idle dan istoria da paz), kok rasanya yang ini kurang nendang ya? Emosinya kurang kerasa, rasanya cerita berjalan terlalu cepat, tau-tau udah habis aja.

tapi (lagi)...

suka endingnya! no life's perfect. noone gets everything. so long fairytales! :))

it's still worth reading tho :)

Rabu, 17 Maret 2010

Review Miss Frangipani untuk #Heartblock

Sumber :
http://frangipanisanasini.blogspot.com/2010/02/review-heart-block.html

Dari dulu gw selalu berkeinginan memiliki profesi yang berkaitan dengan seni. Penulis. Pelukis. Desainer. Fotografer. Atau apalah yang tampaknya keren bagi gw.

Kayanya cool banget ngebayangin gw dengan rambut yang digelung seadanya, mengenakan oversized shirt, celana pendek, ketak-ketik di depan lap top sembari menyeruput kopi hitam plus rokok filter menthol terselip di tangan. Atau gw yang keliling-keliling kota tua sembari menenteng Nikon DSLR EOS 50D. Iiih … pasti keren banget. Kayanya udah tampak keren, hidup pun bahagia sejahtera karena kita bisa mendapatkan penghhidupan dengan melakukan apa yang kita suka. Tapi, ternyata … ga selamanya bayangan gw itu bener, dan gambaran ini gw dapet dari Senja Hadiningrat, tokoh utama yang digambarkan sebagai seorang penulis penuh waktu di Heart Block karya Oktarina Prasetyowati.

Buku ini gw pinjem dari temen sekantor gw. Kendati gw da terlalu tua untuk baca chick lit *halah* akhirnya gw tergelitik untuk baca buku kesekian karya Oktarina ini.

Senja merupakan penulis muda (sepertinya berbakat) yang berkat karyanya, Omnibus, memenangkan Festival Penulis Indonesia 2008. Omnibus bisa dibilang karya yang brilian. Semua orang memuji karya pertamanya itu. Namun naas, naskah yang menjadi tugas akhir di Sekolah Menulis Kreatif sebagai salah satu hadiah yang dimenangkannya dalam Festival Penulis Indonesia dinilai jauuuuh dari Omnibus, sehingga dia harus gigit jari ketika naskahnya tersebut tidak terpilih untuk diterbitkan oleh Graha Media, penerbit terbesar yang ada.

Namun yang namanya rejeki kan datangnya ga dari sana aja ya, tau-tau kakaknya, Tasya, membuka kesempatan bagi Senja untuk menulis novel on demand bagi sebuah perusahaan sepatu ShoeAddict yang bekerja sama dengan Fresh! Publishing. Built in product kali ya istilahnya. Apesnya, novel terbarunya ini, Head Over Heels, sangat jauuuuh dari reputasi Senja yang dibangun sebelumnya. Jadilah orang-orang yang sudah baca Omnibus jadi kecewa berat, lantaran ekspektasinya tidak tercapai pada novel bergenre chick lit ini.

Sukses (karena promosi) dengan Head Over Heels, Senja membuat gebrakan baru dengan membuat novel adaptasi dari sebuah film yang berjudul Somebody to Love. Yaaa … kebayangkan akhirnya kesan Senja Hadiningrat dengan karyanya, Omnibus, yang telah memukau banyak orang bergeser menjadi penulis chick lit yang ga’ berisi.
Tuh kan … yang namanya rejeki mah emang ga bakal kemana-mana. Naskah Senja di Sekolah Menulis Kreatif yang gagal diterbitkan oleh Graha Media akhirnya terbayarkan. Dia ditawarkan oleh pihak Graha Media untuk menjadi duta menulis dalam 40 hari. Naaah … tau kan artinya? Artinya dia harus menyelesaikan satu novel HANYA DALAM WAKTU 40 HARI!

Senja dibuat pusing oleh jadwal publikasi yang dibuat oleh sang manajer AKA kakaknya, Tasya. Dia dipaksa menjadi sosok yang baru: yang socialize, yang gemar dijadikan objek publikasi sana-sini dll. dll.
Akhirnya dia tidak lagi menikmati masa-masanya menjadi penulis. Jadwal yang sedemikian padat, date line yang serasa mencekik leher, ditambah lagi review-review tidak berperasaan yang ditemuinya di dunia maya, menjadikannya muak dan akhirnya … dia memutuskan untuk meninggalkan itu semua … dengan berlibur seorang diri di Bali!

Biasanya sih, gw paling sebal kalau pesawat di delay-delay. Pernah satu hari pesawat gw di delay selama 4 jam. Dan akhirnya gw harus berlari-lari mengejar pesawat gw selanjutnya di tempat transit supaya tidak tertinggal (untungnya sih tidak tertinggal, namun mengetahui kami menjadi orang terakhir yang boarding kan situasi yang sangat menyebalkan). Tapi, kalau menunggu pesawat yang di delay bersama cowok ganteng sih … mmm kayanya gw juga ga keberatan hihihi.
Itu yang dialami oleh Senja. Blessing in disguise. Acara tunggu-menunggunya selama dua jam terbayar dengan kehadiran cowok ganteng berambut gimbal yang belakangan diketahui namanya Genta, sang pelukis. Dan Kebetulan, cowok ini juga tujuannya ke Bali. Waaah … gw pikir si Senja ini dapat durian runtuh.

Seperti yang bisa di tebak, akhirnya mas Genta ini menjadi travel companionnya Senja selama di Bali. Selayaknya cerita-cerita drama percintaan lainnya, akhirnya Senja pun jatuh cinta pada Genta. Naaah … tapi kan yang membedakan satu cerita dengan cerita lainnya kan endingnya. Mau tahu ga, si Senja bakal jadian sama mas ganteng ini apa enggak? Well, sebaiknya sih kalian baca langsung … karena ga seru kalau gw kasih tahu semua. Tar gw dituntut sama mbak Oktarina lagi, karena novelnya ga laku lantaran udah pada baca di sini :D.

Gw kasih 3 bintang. Menghibur koks. Meskipun masih ada beberapa typo, tapi secara keseluruhan udah bisa dibilang not bad. Yah, tapi buat kalian para pembaca Paulo Colheo atau Kahlil Gibran sih sebaiknya jangan baca ini … karena angelnya berbeda =).
Yang pasti selepas membaca buku ini gw semakin ingin ke Bali (ketahuan deh gw ga pernah ke Bali … ketahuan ga gaya dan ga gaul ;p). Ke Ubud tepatnya. Gw selalu berkeinginan mengunjungi tempat yang membuat Antonio Blanco tergila-gila dan memutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya disana. Dan lagi … gambaran Genta yang menyanyikan Turn Your Light Down Low untuk Senja membuat gw merinding (secara gw suka banget sama Bob Marley dan tanpa sadar selalu bergoyang saat mendengar lagu-lagunya). Romantis banget.

Tapi ya … secara gw termasuk orang yang rada kuno … kok gw masih risih ya sama si Senja yang mau-maunya dicium sama orang yang—nyaris—tak dikenal. Udah gitu ga berapa lama Senja memutuskan untuk tinggal bareng sama Genta, lagi. Emang sih … ga digambarkan terjadi hal2 yang diinginkan … tapi kan, nanti para remaja sekarang menganggap itu halal, lagi. Lah yang namanya cowok, kaya kucing, disodorin ikan asin mah mana pernah nolak (mmm bukan maksud gw untuk bilang kalau cewek itu kaya ikan asin loh ya … cewek itu menurut gw kaya ikan arwana kooks). [Miss F]

Kata @dreeva tentang #heartblock

Sumber : http://nike.rasyid.net/2010/03/review-buku-heart-block.html

Bercerita tentang seorang penulis novel, Senja, yang meraih penghargaan atas novel perdananya. Untuk selanjutnya, Senja merasa tidak lagi bisa menulis sebaik novel perdananya itu, sehingga beberapa pembacanya mengeluhkan hal itu. Awalnya, Senja merasa dia tidak berbakat menjadi penulis dikarenakan komen-komen pembaca yang tidak segan-segan bilang kalo novelnya yang lain jelek-lah, standar-lah.

Namun, Tasya, kakak Senja yang juga merangkap managernya terus menyemangati Senja dibalik itu semua, Senja merasa Tasya terlalu mengeksploitasinya. Akhirnya, Senja merasakan writer’s block dan memutuskan untuk berlibur ke Bali. Disanalah cerita Senja dan Genta dimulai.

Senja bertemu Genta, seorang pelukis yang akhirnya bisa membantunya bangkit dari writer’s block yang dia alami. Pelan-pelan Senja mulai menaruh hati pada Genta tapi tak terkatakan hingga ia harus kembali ke Jakarta. Untuk selanjutnya, silahkan dibaca aja bukunya, takut jadi spoiler dan digetok sama Mbak Okke

Hampir semua buku Mbak Okke saya punya dan saya merasa, Heart Block ini ngeselin akhir ceritanya, berasa ga selesai atau membuat kita menentukan sendiri akhir ceritanya ya? Pokoknya saya selalu kesel kalo buku yang akhirnya nggantung gini. Walau begitu, saya harus bilang novelnya menarik, terbukti saya bacanya hanya dalam satu hari

Sedikit yang mengganggu, ada beberapa typo-kesalahan penulisan- yang kadang-kadang buat kening berkerut, bertanya-tanya dalem hati, ini buku lewat editor ga ya?

Dan…. untuk kuisnya, alhamdulillah saya menang sodara-sodara. Baru hari ini sampe hadiahnya

Kata Ranty Ferlisa via e-mail tentang #heartblock

Astaga. Lupa lho, saya punya blog tentang heartblock ini :) Padahal kemarin-kemarin sempat googling dengan keyword : sepatumerah + heartblock dan nemu beberapa. Dan juga ada beberapa e-mail yang berkomentar tentang ini.

Salah satunya adalah Ranty Ferlisa, via e-mail :

From : ********@gmail.com
To : okke77@yahoo.com

Dear Okke,
Hai mba okke, saya Ranty. Beberapa detik yg lalu saya baru saja selesai membaca Heart Block. Hehehe. Menurut saya sungguh menarik dan cerdas dalam penceritaan.

Endingnya saya suka banget mbak.

Karakter Senja juga terasa nyata.

Cuma mau kirim komentar begitu ke mba Okke.

Saya tunggu karya yang lainnya....

Regards,
Ranty Ferlisa
http://rantyferlisa.wordpress.com


Thank you, Ranty. :)

Sekarang waktunya rajin dan konsisten mengisi blog ini *efek kebanyakan blog, nih*

:D

Minggu, 14 Februari 2010

Kata Pippita tentang Hearblock

Catatan : ehm, iya memang harus saya akui banyak kesalahan-kesalahan penyuntingan di novel ini, dan sudah diperbaiki di cetakan kedua. Maaf yaaa :)

Sumber : http://pipitta.com/2010/02/heartblock-a-novel-by-okke-sepatumerah/comment-page-1/#comment-2561

Suatu hari, pesanan buku saya datang.

itu jempol saya... Yang pertama saya kagumi adalah… kualitas covernya! Enak di jempol :p ga licin kayak cover buku biasanya.

Setelah selesai baca, ternyata ada sejumlah typo di buku ini. Misalnya aja di halaman 65, kenapa tiba-tiba ada Widya yang berseru terima kasih, padahal yang naik ke podium adalah Raras?

Lalu ada lagi di halaman 188. Tertulis bukan halaman sekian. Semestinya buka. Kemudian di halaman 287 ada lagi, jelas-jelas Senja pernah tinggal di rumah itu dengan Genta, tapi yang tertulis malah dengan Tasya.

Bukannya mau jadi polisi typo :p kesalahan ketik sih, bisa aja diabaikan. Tapi menurut saya yang bikin bertanya-tanya adalah halaman 188.

Di situ diceritakan HP Senja bergetar, dan nama yang tertera di layar adalah GENTA. Wah, saya langsung nyureng. Di halaman sebelumnya kan diceritakan saking senewennya gak ditanya nomor telepon, akhirnya Senja nekat menuliskan nomor teleponnya di telapak tangan kanan Genta. Di halaman sebelumnya pun gak diceritakan bahwa Genta memberi nomor teleponnya pada Senja. Jadi… kenapa di HP Senja tiba-tiba sudah tersimpan nomor Genta, sampai-sampai namanya bisa tertera di layar HP???

Eng… ing… eng… misterius gak siiiih… *plak* Saya sampai pengen tanya, bukannya sang editor mestinya super duper teliti sebelum sebuah karya dilaunching? Yah… kelewat aja kali, ya… :)

Eniweeeeeey… ceritanya sih tentang perjuangan Senja Hadiningrat menjadi seorang penulis. Novel pertamanya, Omnibus, menjadi tolak ukur karya tulisnya yang berikut. Sebagai pemenang Festival Penulis Indonesia, Senja seakan dituntut untuk menghasilkan karya yang sekelas dengan Omnibus. Jadi saat tulisannya berubah ngepop, mulai banyak protes bermunculan.

Konflik juga terjadi antara Senja dengan Tasya, kakak sekaligus manajernya. Ketika Senja mengalami writer’s block, ia memutuskan untuk menyepi ke Ubud, di mana ia bertemu dengan Genta Mahendra, sosok tampan yang menjadi muse-nya.

Bukan Okke kalau bikin ending ala Hollywood. Perpisahan Genta dan Senja jadi ending yang pas untuk Heartblock. Tapi kayaknya ada yang nanggung dengan penggambaran hubungannya dengan Ludwina. Kok ujug-ujug ke luar negeri bareng, padahal sebelumnya digambarkan Genta gak cocok dengan Ludwina.

Heartblock juga bertaburan candaan yang “Okke banget” *okke lho, bukan oke.. ;p*. Tapi candaan “Okke banget” ini mungkin hanya bisa dirasakan kalau rutin baca blog atau twitternya. Atau baca semua bukunya. Seperti saya.

Congrats buat Okke atas novel terbarunya ini… so, kapan novel berikutnya? Pasti saya baca, lho. Entah itu beli, atau pinjam.. hehehehehe :p

Senin, 08 Februari 2010

Kata Nita Sellya Tentang Heart Block

YEAH! Setelah menunggu berminggu-minggu, akhirnya dapet juga ini buku, plus tanda tangan penulisnya. Setelah dilarang keras baca bukunya pas Jeng Okke lagi di depan muka, begitu sampai kamar buru-buru bolak balik halaman per halaman.

Saya punya kebiasaan buat setidaknya baca suatu buku sebanyak dua kali. Yang pertama speed reading (buku Okke selesai dalam sejam saja pada episode pertama ini), dan biasanya justru yang ketangkep adalah kesalahan tulisan (Pizza jadi Piza), kejanggalan kejadian (rumah yang pernah ditinggali....., bukannya .....), atau ciri khas penulis itu sendiri ("seru" sebagai pengganti "kata").

Pada bacaan kedua kalinya, baru saya buka halaman demi halaman dengan lebih teliti (terutama karena saya mau ikutan kuis yang berhadiah buku haratisnya ituh heuheuheu).

Di buku kali ini keliatan banget Okke mengalami pendewasaan penulisan, dan cenderung sudah menemukan gaya penulisannya yang tetap. Waktu saya bilang gitu, dia bilang "It's thanks to the first-reader club's critics." Yang mana saya rasa tidak sepenuhnya bener. Orang boleh kritik, tapi yang mengubah dan menggubah tulisan, ya si penulis itu sendiri.Dan sambil baca, tanpa sadar saya menautkan tokoh Senja dengan si pengarang sendiri, karena ada kejadian-kejadian yang mirip dengan pengalaman pribadi Okke.

Tokoh-tokoh yang menarik perhatian saya justru tokoh-tokoh sempalan pelengkap yang menurut Okke, "itu kan minor details." Lah justru Okke menempatkan karakterisasi pada si minor details ini dengan pas. Atau emang saya gampang nyolot aja, jadinya kalo ada karakter nyolot, malah lebih keinget :D


Untuk kisah Senja dan Genta sendiri, saya sih ngerasa geregetnya kurang. Kurang ada penggambaran emosi yang kuat di sana. Rasanya kisah mereka sekedar travel fling aja, dan saat Senja nyari-nyari Genta pun, rasanya kayak ya.. kita ketemu cowok cakep, naksir, trus pas udahan liburannya nyariin. Makanya saya sendiri jadi gak heran waktu denger ada pembaca yang bingung dan nanya, itu akhirannya Genta dan Senja sebenernya gimana. Atau saya curiga, ini sebenernya mau dibikin sekuel ya, Kke? *dikeplak*
Yang pasti Okke keren dalam karakterisasi tokoh. Saya ikut sebel dengan Tasya si manager slash kakak slash mandor. Ikut nyolot sama salah satu komentartor bukunya Senja. Ikut rada naksir sama penggambaran Genta. Dan kurang lebih jadi ikut ngerasain malesnya Senja dikejer-kejer deadline nulis.

Dan naskah ini memang sudah mengalami jauh sekali perubahan dari naskah mentah awalnya *aduuuhhh kenapa gak dibikin si Genta jadi hantu aja sih, Kke?? hahaha*

Buku ini adalah tulisan Okke nomer tiga yang saya sangat-sangat suka. Nomor dua adalah Istoria da Paz. Dan nomor satu adalah... yah yang lain. Tau kan, Kke maksud gue ;)

Proficiat, ma friend! Jangan lupa lain kali ide horor gue dimasukin gitu haha.

Pemenang Kuis Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu

Yak, ada 27 orang yang telah memasukkan jawaban kuis ‘Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu’ sampai kemarin, hari Minggu, jam 00.00 WIB . Terima kasih ya.

Dan pemenang telah ditentukan, menggunakan random chooser. (Terima kasih untuk situs ini, sehingga saya memilih random-nya tidak perlu pakai menutup mata sambil menyanyikan lagu ‘Bang bang Tut).

Siapa sajakah, mereka?

Selamat untuk :

PUTRI ADIATY SUCIWULANDHARI

NIKE F NDARU

DAISY.ME

Dan jawaban dari kuisnya adalah :

  1. Puebla
  2. Pak Abram, editor in chief Grahamedia
  3. Turn Your Light Down Low (Bob Marley)
  4. Jerman
  5. Bohemian, abad 19.

Nah, yang menarik bagi saya adalah bayangan dari para peserta kuis ini tentang Senja (sayang saya sebut boleh dijawab, boleh enggak — jadi saja, dari sekian yang mengirimkan kuis tersebut, cuma 10 yang menuliskannya)

Ini dia :

Senja : Luna Maya, Dirinya Sendiri, Saya (haaa!), Dewi ‘Dee’ Lestari, Fanny Fabriana, Wulan Guritno, Maudy Ayunda, Anggun C Sasmi, Drew Barrymore (yang di Never Been Kissed), Ratih Kumala.

Genta : Johnny Depp,Ariel Peterpan, Marcell, Pacar saya (kayak ada yang pernah lihat pacar saya yaa,tolong. haha), Kamga-nya Tangga, Oka Antara, Bob Marley, Ben Joshua, Ario Bayu,Chris Evans

Anyway, selamat buat para pemenang! Oh ya, buat para pemenang, tolong kirim email ke okke77@yahoo.com , untuk memberitahukan alamat pengiriman hadiah.

Sabtu, 30 Januari 2010

Bagi-bagi Hadiah : Heartblock : Biarkan Cinta Menemukanmu

...Ketika membaca novel ini, kalian memvisualisasikan Genta dan Senja itu seperti siapa?


Sebagai ucapan terima kasih atas teman-teman yang telah mendukung novel terbaru saya Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu, akan ada 3 paket buku dari Gagas Media yang akan dibagikan untuk kalian.

Kalau ingin mendapatkan hadiah tersebut, caranya :

1. Jawab 5 pertanyaan kuis yang ada di akhir entri ini.

2. Setelah itu, kalian bisa melakukan salah satu dari cara di bawah ini:


ATAU

  • Re-post entri ini di blog masing-masing.


3. Kirimkan jawaban kalian dengan subject ‘HeartBlock bagi-bagi hadiah’, jangan lupa sertakan tautan/link hasil retweet kalian atau hasil repost diblog kalian. Tujukan ke okke77@yahoo.com
Nah, pertanyaannya adalaaaaah…….

1. Apa sih nama blus katun yang dipakai Dayu, waitress Van Dyke’s ?

2. Siapa nama pacar Tasya dan apa pekerjaannya?

3. Apa judul lagu yang dinyanyikan Genta untuk Senja di Van Dyke’s dan siapa penyanyi aslinya?

4. Orang mana Demetrius, si pemilik hotel Swargaloka?

5. Waktu pertama kali melihat Ludwina Hamm, sang kurator jutek, Senja membayangkan bahwa seharusnya Willhemina itu hidup di era apa?


Ini bonus iseng aja, boleh dijawab, boleh nggak.

Ketika membaca Heartblock, kalian memvisualisasikan Genta dan Senja itu seperti siapa? (Boleh menyebutkan nama pesohor luar maupun dalam negeri.)

Kuis ini berlangsung selama 1 minggu, dimulai dari hari ini (Minggu,31 Januari 2010) dan berakhir pada hari Minggu tanggal 7 Februari 2010.

3 (tiga) orang Pemenang (mereka yang jawabannya benar semua) akan dipilih secara random dan diumumkan pada hari Senin, 8 Februari 2010.

Selamat mencoba dan ditunggu ya ! :)

Salam,

Okke ‘Sepatumerah’

Senin, 25 Januari 2010

Irawan Membuat Saya Lebay. :)

Mungkin saya bakal terdengar sedikit lebay, tapi saya well... terharu, tersentuh (atau entah apa kata yang tepat) membaca komentar Irawan di blog saya. Saya sudah sangat senang kalau seseorang yang bilang bahwa ia menyukai karya saya, nah, apalagi ini, sampai membawa-bawa kata 'inspiration'. It's really a huge thing for me.

Thank you, Irawan. :)

Rabu, 20 Januari 2010

Kata Angah : Inspiratif! *ciyeh*

Kata Meita : Jangan Cinta-cintaan.

Kata Petty Tentang Heartblock

Senin, 18 Januari 2010

Apa Kata Ama Lia N Tentang Heartblock?

Sumber : http://amalian.multiply.com/reviews/item/12

Writer’s block? Jenis penyakit berbahayakah? Tentu saja berbahaya bagi penulis yang dikejar deadline seperti Senja, tokoh utama novel karya Okke ini. Sejak memenangkan Festival Penulis Indonesia 2008, kehidupan Senja berubah total. Ia menjadi penulis sukses dengan jadwal publisitas yang padat, banjir tawaran menulis, dan tentu saja ketenaran.

Di tengah kesibukannya di dunia penulisan tersebut, chief dari rumah produksi Graha Media mengajak Senja bergabung dalam program 40 Days Project, yaitu menantang para calon-calon penulis remaja dan dewasa muda untuk menulis novel. Senja akan mendapatkan satu space di website Graha Media yang fungsinya mencatat seluruh progress penulisan novelnya selama empat puluh hari. Tasya, kakak sekaligus manager pribadi Senja, berapi-api mendukungnya untuk menerima tawaran itu dengan alasan untuk mengukuhkan eksistensi Senja sebagai penulis dan menggapai mimpi Senja terdahulu yaitu karyanya diterbitkan oleh penerbit besar seperti Graha Media.

Senja pun menyanggupi dan kini dia akan memulai dengan membuka website 40 Days Project. Sebuah blog yang khusus dibuat untuknya yang ternyata memberinya tekanan batin. Senja mulai khawatir jika gara-gara melihat duta-nya kepayahan dalam proyek ini, mereka-mereka yang mengikuti blog tersebut menolak untuk ikut 40 Days Project . Ketakutan itu muncul, bahkan sebelum ia mulai menulis! Buntu, mampet, dan mati ide mulai menjangkiti. Semangat menulis pun menguap entah ke mana, bahasa kerennya writer’s block. Lalu, bagaimana Senja keluar dari benturan dinding penulisan itu? Apakah ia akan ‘kabur’ dari tekanan penerbit dan sang manager? Mampukah ia menyelesaikan proyek istimewa tersebut?

Inilah novel menarik dari Okke yang ditulis dengan mengalir dan ringan. Begitu menariknya mungkin bisa habis dibaca setengah hari. Temanya unik dan ceritanya pun tampak bukan fiksi, bagai membayangkan sosok Senja adalah Okke sendiri. Seperti Carmel Bird dalam bukunya, Menulis dengan Emosi. Tapi, dengan tegas, Okke menyebutkan dalam halaman ucapan terima kasihnya bahwa kisah dalam novel ini hanyalah fiksi.

Satu hal yang kurang nyaman dalam membaca Heart Block ini adalah tentang kehidupan metropolitan remaja Jakarta yang menjadi bagian dari kisah tokoh-tokohnya. Bukan sebuah pelajaran baik bagi penulis pemula jika harus merokok bila stress melanda. Namun, selebihnya novel ini menghibur.

Sangat cocok untuk dibaca bagi para penikmat buku. Semoga dengan membacanya, penderita writer’s block bisa mengatasi kesulitannya dengan kreatif karena writer’s block bisa menyerang siapa pun yang pada dasarnya memang berhubungan dengan tulis-menulis.

^_^

Rasanya Ingin Meminta Maaf Pada Tabbyty Gara-Gara Heartblock


Dari Tabbyty lagi. Jadi pengen minta maaf.Tee hee.

Kata Ayu : SANGAT SANGAT SUKA!

Sumber : http://ayuprameswary.wordpress.com/2010/01/17/heart-block-love-the-ending/

Seperti biasa saya selalu melakukan ‘kunjungan rutin’ ke blog mbak sepatu merah ini setiap ada kesempatan blogwalking. Lalu suatu hari saya menemukan cover buku berwarna putih dengan gambar tempat sampah berisikan bola-bola remasan kertas dan tulisan ‘Heart Block’. Saya berpikir, oke masuk list buku yang akan saya beli sabtu besok di gramedia.

Tapi dua kali buku itu kalah oleh novel lain yang bahkan belum selesai saya baca hingga detik ini :p. Kali ketiga saya berhasil, dan langsung menyesal setelah tahu bahwa kita bisa memesan langsung ke penulisnya lengkap dengan tandatangan… huhuhuhu.. mba’ Okke, tandatangani buku Heart Block saya dong :p.

Saya menghabiskan sore saya membaca buku ini, sambil ditemani thai ice tea (teteppp sama itu minuman!), dan nggak bisa berhenti membacanya. Mungkin karena buku itu menceritakan semua hal yang memang saya suka; senja, menulis, lukisan, bali, yogya, dan cinta tentunya… hehehe :D

Well, saya memang bukan ingin mereview buku ini, hanya ingin berbagi kesan yang saya dapatkan setelah membacanya. Dan apakah itu? SUKA. Beneran deh, bukan ingin bermain lidah kucing (baca: menjilat :p) dengan penulisnya^^. Dan endingnya? saya SANGAT SANGAT SUKA! Kalau kata seseorang dalam kehidupan saya, Good job! Excellent! Benar-benar ending favorit saya!

Sebenarnya saya ingin cerita kenapa saya begitu menyukai ending Heart Block, tapi nanti jadi spoiler dan merusak selera orang untuk membacanya. Jadi silahkan baca sendiri deh :)

Yang membuat saya senang, saya dapat pencerahan dari membaca novel ini dalam kehidupan pekerjaan dan kehidupan menulis saya. Thanks sudah menulis novel ini, mba’ Okke :D

Kata Wika tentang Heartblock





Pemuatan message dari Facebook ini seizin dari pengirim. :)

Sabtu, 16 Januari 2010

Tabbyty Patah Hati Gara-Gara Genta.

Rabu, 13 Januari 2010

Bilang apa @ukhticici tentang Heartblock?

Apa Kata Mona Luthfina Tentang Heart Block?

Penulis: Okke 'Sepatumerah'
Penerbit: GagasMedia
Harga: Rp 30.000,- (kalau beli di sini bisa dapat Rp 25.500,- plus tanda tangan)

Pertama kali tahu tentang buku ini dari e-mail. Dari dulu mbak Okke adalah salah satu penulis yang lumayan saya ikuti. Jadi, ketika mendapat e-mail itu saya sudah menulis dalam hati, "Okeh, ini buku selanjutnya yang akan kubeli". Belum sempat terbeli, eh, saya punya sahabat sudah baca duluan dan membuat ulasan tentang buku ini di blog bukunya. Makin panaslah saya bisa keduluan baca sama sahabat saya ini. Hehehe..

Akhirnya terbeli dan akhirnya terbaca.

As always, mbak Okke kalau menulis biasanya ceritanya mengalir dan membuat si pembaca tidak sadar tiba-tiba sudah habis setengah buku. Saya menghabiskan setengah buku ini dalam perjalanan di taksi antara Gramedia Matraman dan Stasiun Gambir. Huakhahahaha...

Idenya tidak biasa, untuk gaya bercerita yang ringan. Tidak seperti novel-novel penulis muda Indonesia lainnya yang berkutat dengan cerita cintanya, novel ini membawakan ide yang berbeda. Penekanan cerita lebih ke writer's block yang dialami Senja sang karakter utama. Walaupun ada kisah cintanya juga, pada akhirnya saya lebih terkesan pada cerita tentang proses pencarian jiwa menulis si Senja.

Secara keseluruhan, bukunya menarik. Ringan dibaca, tapi tetap ada pesan yang tersampaikan. Khasnya mbak Okke banget.

~ Saya si Pembaca Buku

Kata BlueStocking Tentang Heartblock...

Sumber : http://bluestockin.wordpress.com/2010/01/13/book-review-heart-block/


Jadi dalam rangka mengembalikan semangat membaca saya yang sempat menurun drastis, saya akhirnya memutuskan untuk membaca buku terbaru dari kakak Okke sepatumerah yang berjudul Heart Block.


Heart Block menceritakan tentang Senja, seorang penulis yang sedang laris-larisnya tapi menghadapi sebuah masalah yang sangat vital: writer’s block alias mati ide. Untuk mengobati serangan writer’s block-nya tersebut, Senja memutuskan untuk berlibur di Ubud, Bali. Dan ya… mana ada sih cerita yang menjual kalo nggak ada cerita cintanya, di tempat itulah Senja dekat dengan seorang pelukis bernama Genta (yang entah kenapa di bayangan saya selalu muncul sosok Gaston something yang pacarnya Jupe itu).


Dari segi cerita, Heart Block sangat menarik, diadaptasi dari pengalaman nyata yang bisa terjadi pada siapa saja (saya yang seorang event coordinator ini juga sering banget menghadapi hal yang sama seperti Senja), hingga saya sempat berpikir ‘kakak okke mungkin sedang curhat’.


Dari segi bahasa, tutur kata yang digunakan sangat akrab dan mudah dicerna, setidaknya saya yang suka tiba-tiba terserang penyakit nggak fokus ini bisa mengerti setiap kata yang ada tanpa harus membaca berulang-ulang.


Tapi… tapi… dan tapi…


Saya kok merasa endingnya itu ya… duh! Nanggung aja. Belum lagi di pertengahan bab, saya yang sangat detail ini, merasa ada hal yang sepertinya terlewatkan hingga saya harus membalik halaman sebelumnya untuk memastikan saya tidak melewatkan satu halaman sekali pun.


Overall, novel Heart Block ini benar-benar menghibur dan berhasil mengembalikan semangat membaca saya. Well, mungkin beberapa bulan yang akan datang kakak Okke Sepatumerah akan mengeluarkan extended version seperti yang dilakukan Ika Natassa untuk Divortiare.


Selasa, 12 Januari 2010

Dari mana Ide Utama Novel ini Datang?

Dari mata turun ke hati.

YA ENGGAKLAH.

Ide awal dari novel ini adalah akibat ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang kawan di Airea Branca, sebuah pantai favorit kami di Dili, kalau nggak salah Oktober 2007. Kami ngobrolin betapa manusia itu seringnya meromantiskan mimpi.

Kalau sudah punya mimpi menjadi sesuatu, misalnya jadi seleb, maka yang muncul dalam benak adalah segala hal yang indah dan romantis tentang menjadi seleb ini, terkenal, tajir dan seterusnya dan seterusnya. Padahal, kenyataannya nggak selalu gitu --- eh, gitu nggak sih? Nggak tau juga ding, saya nggak pernah jadi seleb. Saya mah selebor (er, lama-lama kok saya garing ya?)

Sampe mana tadi?

Oh iya, mimpi menjadi seleb, mungkin aja ketika mimpi jadi seleb ini tercapai, pada kenyataannya nggak seindah dan seromantis mimpi itu. Ya, liat aja infotainment lah, banyak kan ribut-ribut seleb sebel sama infotainment. Dan saya ngebayangin, para seleb itu dideketin berapa banyak orang 'dengan maksud tertentu' ya?

Pada awalnya seorang teman mengusulkan agar saya mengangkat kisah seleb dan JELAS saya tolak mentah-mentah, mana lah saya tau, urusan seleb. Kalau pada akhirnya pilihan profesi jatuh pada penulis, karena suatu hari, pada saat yang bersamaan, saya mendapat kabar yang berbeda, yang satu dari seorang penulis berbakat yang naskah pertamanya baru saja ditolak oleh penerbit dan naskah berikutnya bakal diterbitkan oleh penerbit lain, dia agak ngomel-ngomel dengan keribetan proses penerbitan dan belagunya penerbit. *oops, maab para penerbit!*. Sementara kabar yang satu saya dapatkan dari seseorang, yang bilang pengen banget jadi penulis.

EUREKA.

Oke, saya ambillah profesi penulis yang kebetulan emang rada dekat dengan saya. :P

Maka dimulailah proses penulisan itu. Dari pengumpulan data, pengalaman beberapa penulis yang sudah mengalami publikasi besar-besaran, survey tempat (Bo! Saya sumpah belum pernah ke Ubud, kasihan yah?) dan seterusnya.

Dan mulailah saya 'meracik' karakter tokoh utama. Dan tokoh-tokoh lainnya.

Maka jadilah, Heartblock! :)

Senin, 11 Januari 2010

Kata @nillapinky di Twitter...

Kenapa eh kenapa? :))

Yes, pemesanan online masih dibuka, kok, baru hari pertama :)

Apa Kata Siti Khusnul Riffani Di Facebook?


Pemesanan online masih berlangsung lho, sampai tanggal 18 Januari 2010 ! Caranya? Klik di sini... :)

Minggu, 10 Januari 2010

Pemesanan Online "Heart Block:Biarkan Cinta Menemukanmu"


Heyho, Hello!


Beberapa kali saya menerima e-mail dan pesan di twitter yang bilang nyari buku Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu, susah. Duh, yaa maak, mbaf! :). Untuk mengatasi hal itu, maka melalui blog saya ini, saya membuka pemesanan online edisi bertanda tangan.


Caranya?


Gampang. Tinggal email ke okke77@yahoo.com dengan subyek “Order Heartblock” (Please ditulis tepat seperti ini, soalnya saya ‘menyalakan’ filter subject, karena e-mail saya itu suka penuh dengan e-mail notifikasi nggak jelas, daripada kelewat kaaan?)


Cantumkan di dalam email tersebut data di bawah ini:


Nama Pemesan:
Nomor telepon:
Alamat pengiriman:
Jumlah buku yang dipesan:


Nah, harga per-eksemplar Rp. 30,000 Rp.25.500, di luar ongkos kirim. Pengiriman dilakukan dengan tiki JNE, jadi kalau mau lihat kira-kira ongkos pengiriman ke alamat anda, bisa lihat di http://tikijne.co.id. Pengiriman dilakukan dari Bandung.


Nanti kami akan membalas email kamu dengan jumlah yang harus ditransfer dan ditransfer ke mana.


Lalu, sekalian nih, soalnya ada beberapa keluhan lagi, katanya dua buku saya sebelumnya, Indonesian Idle dan Istoria Da Paz: Perempuan Dalam Perjalanan, juga sulit didapatkan.Ooops, maaf dimaaf. Dan lagi-lagi, untuk mengatasi masalah tersebut, teman-teman bisa juga memesan online di sini.


Indonesian Idle seharga Rp.25.000 dan Istoria da Paz : Perempuan Dalam Perjalanan seharga Rp.27.500, bisa didapatkan teman-teman dengan harga ‘paket’ lebih hemat (Duh, boo, gue kayak jualan ayam goreng, ada paket hematnya..:D).Yaitu :


1. Paket 2 Buku yang berisi : Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu + salah satu buku (antara Indonesian Idle ATAU Istoria da Paz : Perempuan dalam Perjalanan) seharga Rp. 50.000,- (di luar ongkos kirim)



2. Paket 3 buku, yang berisi : Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu + Indonesian Idle + Istoria da Paz : Perempuan dalam Perjalanan seharga Rp. 75.000,- (di luar ongkos kirim.)



Caranya, ya sama aja, kirim email ke okke77@yahoo.com, subyeknya “Pemesanan Paket Buku“. Dalam e-mail, cantumkan :


Nama Pemesan:
Nomor telepon:
Alamat pengiriman:
Paket yang dipesan:


Anyway, pemesanan ini dibuka dari hari ini (Senin, 11 Januari 2010) sampai Senin, tanggal 18 Januari 2010.


Jadi, tunggu apa lagi?Yuk, pesan sekarang juga! *doh*

Apa Kata Haqi Tentang Heart Block?

Sumber : http://jemarihaqi.wordpress.com/2010/01/10/heart-block/

Catatan : Haqi adalah salah satu juru silet saya sewaktu naskahnya belum dibongkar habis-habisan. Saya senang bisa ngasih kejutan ending untuk dia...dan yang lainnya. hahahahahahaha *ketawajahil*

Saya selalu suka bagaimana Okke mengemas sebuah cerita. Sejak awal membaca karyanya, saya tau, Okke adalah penulis yang unik, yang bisa menulis dengan cara seorang Okke yang bisa merangkai kata dengan asik, memilih tema yang simpel kemudian mengemasnya menjadi kesatuan yang menarik. Saya selalu suka tulisannya, dan kali ini saya kembali dibuat ‘tak mau melepaskan buku hingga selesai’ lewat karya terbarunya yang berjudul Heart Block

Setelah mengangkat kehidupan si kutu loncat Diandra di Indonesian Idle, seorang perempuan bernama Damai di perjalanannya di Istoria da Paz, kini Okke menghadirkan kisah tentang Senja, seorang penulis muda berbakat dalam lika-likunya menghadapi kenyataan sebagai penulis yang ternyata tidak seindah mimpi-mimpinya. Kini Okke menceritakan seorang penulis. Satu profesi yang jelas sudah ia kenal dengan baik ;D

Membaca novel Heart Block seperti sedang bercermin. Saya merasa ditelanjangi. Sebagai penulis -walau belum pernah nerbitin buku, eh tapi udah boleh dong ‘ngaku-ngaku’ sebagai penulis? hehe, saya ngerti banget apa yang dirasakan seorang Senja. Saya ngerti banget rasanya dikejar deadline dan hampir gila karenanya. Dan saya juga ngerti banget rasanya pernah merasa lelah dan muak untuk menulis. Tapi (sialnya) saya gak mengalami perjalanan cinta menyenangkan seperti yang dialami Senja -ini kok ujungnya gue curhat sih? hihi

Pemilihan kalimat yang pas -terlebih bagian dimana Senja berbicara dengan dirinya sendiri, celetukan-celutakannya luar biasa segar. Pembentukan karakter yang kuat -dimana karakter Tasya memang ADA dan saya pernah menemukannya, lengkap dengan sosok Genta yang berpotensi membuat imajinasi cewek terbang kemana-mana (apalagi ada embel-embel latin segala hihi). Perjalanan cerita yang menyenangkan dengan selipan ‘kehidupan’ dunia maya menjadikan Heart Block novel yang sangat menarik untuk dibaca. Penuturannya yang asik, tidak berbelit-belit dan sesekali diselipi humor membuat saya betah membaca novel ini dan gak mau melepasnya hingga habis

Tidak hanya menghibur, ada pelajaran yang bisa kamu ambil di sini (yaaa, ternyata Okke berbakat jadi guru! hihi). Bukan hanya buat kamu yang ingin menjadi penulis, tapi juga bagi kamu yang ingin mengerti lagi tentang kehidupan, tentang sebuah pilihan, tentang sebuah tanggung jawab. Salutnya lagi, selipan ilmu ini tidak merubah haluan Heart Block menjadi bernuansa seperti buku-buku pelajaran yang membosankan itu, Okke tetap membawa Heart Block menjadi bacaan yang sangat menyenangkan

Psssst ada satu hal yang sebenarnya cukup mengganggu saya dan membuat saya (sedikit) kecewa. Kenapa endingnya begitu sih? Khayalan dan apa yang sudah saya bayangkan kan jadi lenyap haha. Ketika selesai saya malah merengut karena Okke sukses menipu saya dengan ending yang ia buat

Sekali lagi, Okke berhasil menghibur saya
Ditunggu karya berikutnya! -dan jangan bosan untuk menuliskan nama saya di buku-buku selanjutnya hehe :D

Apa Kata Titiw?

Sumber : http://www.titiw.com/2010/01/10/book-review-heart-block-by-sepatu-merah/



Komentar personal : Ah masa sih kentang? Kan masalah utamanya beres? *dudidum*

Sabtu, 09 Januari 2010

[Review-reviewan] #Heartblock oleh Bintang.

Sumber : http://namakubintang.blogspot.com/2010/01/review2an-tentang-heart-block.html

Buku baru yang saya baca, Heart Block miliknya Tante Okke yang cantik ini sudah selesai saya baca dari kemarin-kemarin.

Covernya menarik, cukup tebal dan halamannya bagus.terutama, harganya ngga bikin kantong jebooolll. hehehehe, maklum, krisis cuman bela-belain beli.

Ceritanya tentang tokoh Senja sang penulis dan Genta, lelaki sekilas lalu yang membawa serpihan cinta kekehidupan Senja. Saya seperti ngaca deh kalo baca nih novel, karena dulu saya pernah bilang sama tante Okke, kalau dia itu inspirasi pertama saya untuk menulis blog di Friendster kala itu. niat saya yang menggebu-gebu ingin menjadi penulis, membuat saya rajin membaca blognya *jiaaah ngga nyambung, hahahaha*. saya pernah kirim email ke si tante, kalau saya suaannggaat berminat dalam bidang tulis menulis. saya mau jadi penulis!!! sama seperti fans-fans Senja yang muda belia *seperti saya ini, hehehe*

Sama seperti yang Senja katakan, tante okke bilang kalau ingin menulis ya tulis saja, ngga usah denger omongan orang. people can talk, but we shouldn't always listen them. be your self aja. latihan menulis, kirim-kirim ke majalah, sapa tau ada yang tertarik dan terus berusaha. yang saya lakukan baru satu hal, terus menulis walopun kadang mati gaya mo nulis apaan, tapi tetep aja nyampah ngga jelas di blog. semua itu karena untuk memuaskan HASRAT semata, nafsu saya kepada yang namanya rangkaian abjad.

Genta, lelaki petualang yang bikin jantung deg-degan. emang biasanya sih, cowo macem ini adorable banget. hwahahaha, keren, dan sepertinya dunianya itu ajaib. saya juga pernah, berhubungan dengan orang macam Genta, tuh kan, berusaha mirip-miripin lagi, hehehe, biarin weekkkkk. bedanya, Senja dan Genta mungkin yah, tidak bisa berkomunikasi lagi, nah kalau saya, masih ada kesempatan untuk berkomunikasi. walau lewat dunia maya, but, hell-no, cukup sekali saja kesalahan saya jatuh cinta pada unpredictable man kayagini. gilaa ya bok, bikin jantung ga karuan deh kalau sudah ngomongin cowo. hahahahaha. Lagi, si dia ini bukanlah seorang artist kaya Genta, dia Hanya seorang damn-hard-worker-nyebelin-tapi-ngangenin. dah ah, kok jadi saya yang curhat???

Benang merah lagiiiii

Pokoknya, Overall, bukunya sih Oke kaya namanya yang nulis. ringan untuk dibaca santai, kepala mumet di kantor, disuruh mikir pula buat baca novel, kayanya bukan saya banget yah. jadi, cerita-cerita si Senja menghadapi krisis menulisnya ini seru banget, saya baru tahu kalau abis meluncurin buku itu proses promosinya cukup nyapekin yah. ngga cuman duduk santai nunggu duit royalti aja, hahahaha. Proses pencarian ide yang nyampe ke Bali *protes niih, masa Bandara-Ubud cuman sejam, minimal 2 jam, hehehe, kelamaan yak??* bertemu Genta dan proses simbiosis mutualisme ini yang nohok banget. walopun, ini terasa kejam dan menyakitkan. hmffhhh, lagi-lagi, kisah Senja dan Genta seperti kaca dalam hidup saya,

Menerima sesuatu hal yang menyakitkan itu memang sulit, tapi PASTI BISA. saya harap sih,Senja bakal tetep nulis dan kalau dia ngga punya ide, ceritain aja kebrengsekan-tapi suka- Genta. keluar deh novel barunya, hahahahahaha.

Kata pengantarnya yang bikin saya cinta setengah mati sama buku ini,

Cara terbaik untuk jatuh cinta
adalah mencintai seolah-olah kau belum pernah terluka sebelumnya.


Terima kasih, membuat saya jatuh cinta lagi.

Review-ngga-penting-tetang-herat-block-Okke "Sepatu merah"


Bintang
*psssttt, dia dan Genta juga a great kisser, wakakakka,, masih dibahassssssssss


What Kbyoungs Said On Twitter


Itu ngucapin selamat ke Senja, maksudnya? ;-)

Jumat, 08 Januari 2010

Genta Is A Delicious Boy....

Kamis, 07 Januari 2010

Kata 'm' di Goodreads.

Ada Tiga Heart Block di Goodreads.com

http://www.goodreads.com/book/show/7473436-heart-block
http://www.goodreads.com/book/show/7473446-heart-block
http://www.goodreads.com/book/show/7508846-heart-block

Er, dan saya yakin ini karena kurang komunikasi. Satu saya yang bikin (hehe) yang dua lagi entah siapa, mungkin dari penerbit. Christian Simamora,mungkin?

Kayaknya yang official yang ini:

http://www.goodreads.com/book/show/7508846-heart-block

Apa Kata Maya Tentang Genta? :))

Apa kata mereka di Twitter?



Rabu, 06 Januari 2010

Kata Indah di Facebook

Selasa, 05 Januari 2010

Kata Kuke di Facebook

Apa Kata Mereka Tentang ENDING-nya. *grinned*


Senin, 04 Januari 2010

Ucapan Selamat Dari RumahKayuBekas

Terima kasih, Aki Herry!

Apa Kata Tessa Intanya di Facebook?


Secuplik percakapan dengan Tessa Intanya di wall facebook saya.

Minggu, 03 Januari 2010

Apa Kata Inanda Tiaka di Rumah Rame?

Sumber : http://rumahrame.blogspot.com/2010/01/heart-block-biarkan-cinta-menemukanmu.html

HeartBlock : Biarkan Cinta Menemukanmu.

Judul: Heart Block

Penulis: Okke ‘sepatumerah’

Penerbit: Gagasmedia

Harga: Rp 30.000


Saya menemukan buku ini ditengah-tengah tumpukan buku yang diklaim sebagai “buku baru”. Kalau saya memeriksa halaman pustakanya tertulis buku ini memang terbit pada 2010. Sangat baru memang, karena waktu itu saja saya membeli pada Desember 2009.

Dari judulnya, Heart Block, saya menebak kalau isi bukunya pasti berkaitan dengan dunia penulis dan dicampur percintaan yang juga ter-block. Dan memang tebakan saya tidak terlalu meleset.

Okke menceritakan kisah seorang penulis (yang seharusnya berbakat) bernama Senja. Selain karena bakat menulis, networking Tasya, kakak tirinya, yang membuat dia berhasil menjadi penulis yang cukup terkenal. Sayang, menjadi terkenal dengan segala macam publisitas menjadikan Senja merasa dirinya menjadi mandeg, karena menulis seakan tidak lagi menjadi hobby tetapi malah menjadi “keharusan”. Di tengah kepenatan itulah akhirnya Senja melarikan diri ke Bali. Pelarian itu berbuah manis berupa pertemuan dia pada Genta, cowok ganteng yang juga seorang seniman lukis. Bisa ditebak, kalau Senja jatuh cinta pada Genta. Cinta inilah yang bisa mengembalikan moodnya untuk menulis lagi.

Kisah di buku ini sungguh mengalir, rentang pertemuan singkat diceritakan dengan detail-detail jelas. Hal ini membuat saya kaget karena saya sudah sampai ke halaman 111 dari buku ini, tapi koq ya ceritanya berasa belum maju. Masih berkutat pada kebosanan Senja untuk menulis. Untungnya, Okke segera membelokkan ceritanya pada satu kejadian dimana Senja mendapat “40 days project” yang membuatnya harus bisa menyelesaikan satu novel dalam 40 hari. Kejadian inilah yang mendorong Senja melakukan pelarian demi mengembalikan mood menulisnya. Dan alur ceritanya mulai berubah menjadi petualangan Senja di setiing berbeda, Ubud Bali.

Saat membaca buku ini saya membayangkan Okke menceritakan sosok Senja, dan sepertinya Senja itu adalah jelmaan Okke yang menceritakan sosok Senja lainnya bernama Kirana. Di tulisan Senja juga menceritakan sosok Genta sebagai Genta. Saya merasakan karakter yang sama pada tokoh yang berbeda. Seperti redundan, tapi ya begitulah dunia menulis. Terkadang kisah hidup sendirilah yang dijadikan bahan tulisan. Hal ini sempat juga dibahas di Heart Block.

Lanjut ke separuh terakhir buku ini cukup mengingatkan pada kebosanan saya dalam bekerja, tak hanya buat penulis tapi semua jenis pekerjaan. Di halaman 211 Genta sempat berkata begini pada Senja:

“..Ketika kamu menjadikan apa pun sebagai profesi, nggak ada waktu untuk mood nggak mendukung atau kehilangan inspirasi. Misalnya, kamu kerja sebagai satpam , memang kamu bisa bilang ‘Aku nggak mau jaga hari ini karena aku lagi kena satpam’s block, bisa begitu?”


Pernyataan Genta itu benar-benar mengingatkan pada apa yang saya alami sekarang. Gimana mau kerja kalau nunggu mood, ya bisa-bisa nggak kerja deh. Ada lagi pernyataan yang menohok disampaikan oleh Genta nya Kirana.

“..Writer’s block itu Cuma alasan bagi seseorang untuk memanjakan dirinya. Supaya kemalasan menulis terdengar keren aja.”


Hoalahh, saya makin merasa tersindir oleh kalimat itu.

Tiga halaman terakhir, Okke memberikan tips soal mengatasi Writer’s Block yang menjadi tema utama. Ya, tema utama. Karena memang saya malah tidak terlalu merasakan bagian “Heart” Block di buku ini. Meskipun sub judulnya berbunyi “Biarkan Cinta Menemukanmu”, tapi memang bagian penemuan cinta ini seperti tidak terlalu ditekankan oleh Okke. Kisah Senja pada Genta saya rasakan sebagai bagian pelengkap demi menyampaikan pesan bagaimana mengatasi kebuntuan kreativitas dalam menulis.

Secara keseluruhan buku ini memberikan pengertian saya pada dunia tulis menulis, publikasi, bahkan mengenai passion terhadap sesuatu. Tapi, bukan berarti Okke menceritakannya dengan detail dan terkesan berat, semuanya ringan khas “cerita anak muda” saja.

Jumat, 01 Januari 2010

Apa Kata Jason Abd di Jason's Write?

Sumber : http://jasonwrite.webnode.com/news/heart-block/


Beberapa bulan belakangan saya kesulitan mencari buku yang cocok untuk dibaca. Buku yang saya beli biasanya harus sesuai dengan kriteria: harganya masuk diakal dan sesuai ketebalan dompet, kovernya menawan, sampul belakang saya membuat penasaran, dan materinya unik—sesuatu yang akan sulit saya temukan di internet lewat browsing atau download—dan sedang saya butuhkan benar.


Rabu kemarin saya membeli buku yang sangat menarik dan cocok dengan kondisi psikologis saya sebagai penulis--lebih tepatnya penulis pemula yang masih berusaha mencetak buku pertamanya.


Novel ini ditulis oleh Okke ‘Sepatumerah’, yang telah sukses dengan novel-novel sebelumnya. Jujur, saya baru menbaca dua buku Okke. Pertama, novel adaptasi Cinta Pertama (2006) dan kedua adalah ini. Saya pernah berkunjung ke blognya yang unik dan suka dengan gambar-gambar yang dibuatnya.


Novel ini bertokohkan cewek bernama Senja, penulis baru yang diganjar penghargaan bergengsi Pendatang Baru Berbakat di ajang Festival Penulis Indonesia. Efeknya, dia menjadi terkenal, mendapat beasiswa kelas menulis, dan mempunyai fans. Sayangnya, dia kesulitan untuk membuat novel lain yang sebagus novel pertama yang diberi penghargaan itu.


Novel bersampul putih dengan tulisan huruf O berupa timbunan kertas tulisan yang jelek di dalam scrapbasket ini patut dibaca penulis pemula—seperti saya—untuk mendapatkan sedikit gambaran kehidupan penulis yang mulai sukses. Bagaimana proses dan hambatan yang harus dihadapi. Kesulitan penulis dalam menanggapi kritikan, harapan, serta pertanyaan yang itulagi-itulagi.


Senja, yang terlibat dalam proyek ‘Ayo Menulis!’ milik penerbit besar Grahamedia (plesetan Gramedia atau Gagasmedia?), diharuskan menjadi pioneer dalam 40 Days Project, proyek menulis novel hanya dalam 40 hari. Awalnya dia kesulitan, apalagi ada yang selalu mengkritiknya. Untuk menenangkan jiwanya dia pergi ke Bali dan menemukan kisahnya sendiri sebagai insipirasi bagi karyanya itu.


Saya berharap mendapat tips-tips menulis dari sana. Memang ada, seperti upaya untuk mengenal apa sebenarnya writer’s block. Lainnya, saya berharap perjuangan novel 40 hari itu diceritakan lebih detil. Okke memberikan blog untuk tokohnya dalam mengupdate perkembangan penulisan novel selama 40 hari (yang ditampilkan hanya sebagian), tapi menurut saya terlalu kurang. Tak terlalu menunjukkan bahwa proses menulis tidak mudah. Walaupun begitu, saya maklum karena jika terlalu banyak tips menulis di dalamnya pembaca yang bukan penulis akan merasa aneh dan mungkin menganggap buku ini adalah ‘panduan menulis yang dibuat berbentuk novel’. Untung saja tidak.


Novel ini yang menginspirasi saya untuk membuat blog baru ini. Saya akan mencoba jadi penerus Senja dalam kampanyenya ‘Ayo Menulis!’—meski fiktif—dam menulis dalam waktu tertentu. Kampanye itu memang ditargetkan untuk kaum muda. Saya menambah 20 hari lagi untuk kewarasan otak saya, hahaha. Saya masih mempunyai 2 modul praktikum dan tugas kuliah lainnya, serta praktikum besar di semester mendatang. 2 bulan masuk akal-lah.


Saya mohon bantuan teman-teman semua dalam menyokong pertualangan saya. Besok adalah hari pertama, dan… saya sudah memulai langkah mencari ide untuk novel saya ini.



UNWRITTEN by Natasha Bedingfield

I am unwritten,

Can't read my mind

I'm undefined

I'm just beginning

The pen's in my hand

Ending unplanned

#Staring at the blank page before you

Open up the dirty window

Let the sun illuminate the words

That you could not find

Reaching for something in the distance

So close you can almost taste it

Release your inhibitions

Feel the rain on your skin

No one else can feel it for you

Only you can let it in

No one else, no one else

Can speak the words on your lips

drench yourself in words unspoken

Live your life with arms wide open

Today is where your book begins

The rest is still unwritten ,yeah

I break tradition

Sometimes my tries

Are outside the lines, oh yeah

We've been conditioned

To not make mistakes

But I can't live that way oh, oh

Back to #

Related Posts with Thumbnails