Senin, 18 Januari 2010

Apa Kata Ama Lia N Tentang Heartblock?

Sumber : http://amalian.multiply.com/reviews/item/12

Writer’s block? Jenis penyakit berbahayakah? Tentu saja berbahaya bagi penulis yang dikejar deadline seperti Senja, tokoh utama novel karya Okke ini. Sejak memenangkan Festival Penulis Indonesia 2008, kehidupan Senja berubah total. Ia menjadi penulis sukses dengan jadwal publisitas yang padat, banjir tawaran menulis, dan tentu saja ketenaran.

Di tengah kesibukannya di dunia penulisan tersebut, chief dari rumah produksi Graha Media mengajak Senja bergabung dalam program 40 Days Project, yaitu menantang para calon-calon penulis remaja dan dewasa muda untuk menulis novel. Senja akan mendapatkan satu space di website Graha Media yang fungsinya mencatat seluruh progress penulisan novelnya selama empat puluh hari. Tasya, kakak sekaligus manager pribadi Senja, berapi-api mendukungnya untuk menerima tawaran itu dengan alasan untuk mengukuhkan eksistensi Senja sebagai penulis dan menggapai mimpi Senja terdahulu yaitu karyanya diterbitkan oleh penerbit besar seperti Graha Media.

Senja pun menyanggupi dan kini dia akan memulai dengan membuka website 40 Days Project. Sebuah blog yang khusus dibuat untuknya yang ternyata memberinya tekanan batin. Senja mulai khawatir jika gara-gara melihat duta-nya kepayahan dalam proyek ini, mereka-mereka yang mengikuti blog tersebut menolak untuk ikut 40 Days Project . Ketakutan itu muncul, bahkan sebelum ia mulai menulis! Buntu, mampet, dan mati ide mulai menjangkiti. Semangat menulis pun menguap entah ke mana, bahasa kerennya writer’s block. Lalu, bagaimana Senja keluar dari benturan dinding penulisan itu? Apakah ia akan ‘kabur’ dari tekanan penerbit dan sang manager? Mampukah ia menyelesaikan proyek istimewa tersebut?

Inilah novel menarik dari Okke yang ditulis dengan mengalir dan ringan. Begitu menariknya mungkin bisa habis dibaca setengah hari. Temanya unik dan ceritanya pun tampak bukan fiksi, bagai membayangkan sosok Senja adalah Okke sendiri. Seperti Carmel Bird dalam bukunya, Menulis dengan Emosi. Tapi, dengan tegas, Okke menyebutkan dalam halaman ucapan terima kasihnya bahwa kisah dalam novel ini hanyalah fiksi.

Satu hal yang kurang nyaman dalam membaca Heart Block ini adalah tentang kehidupan metropolitan remaja Jakarta yang menjadi bagian dari kisah tokoh-tokohnya. Bukan sebuah pelajaran baik bagi penulis pemula jika harus merokok bila stress melanda. Namun, selebihnya novel ini menghibur.

Sangat cocok untuk dibaca bagi para penikmat buku. Semoga dengan membacanya, penderita writer’s block bisa mengatasi kesulitannya dengan kreatif karena writer’s block bisa menyerang siapa pun yang pada dasarnya memang berhubungan dengan tulis-menulis.

^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails