Senin, 08 Februari 2010

Kata Nita Sellya Tentang Heart Block

YEAH! Setelah menunggu berminggu-minggu, akhirnya dapet juga ini buku, plus tanda tangan penulisnya. Setelah dilarang keras baca bukunya pas Jeng Okke lagi di depan muka, begitu sampai kamar buru-buru bolak balik halaman per halaman.

Saya punya kebiasaan buat setidaknya baca suatu buku sebanyak dua kali. Yang pertama speed reading (buku Okke selesai dalam sejam saja pada episode pertama ini), dan biasanya justru yang ketangkep adalah kesalahan tulisan (Pizza jadi Piza), kejanggalan kejadian (rumah yang pernah ditinggali....., bukannya .....), atau ciri khas penulis itu sendiri ("seru" sebagai pengganti "kata").

Pada bacaan kedua kalinya, baru saya buka halaman demi halaman dengan lebih teliti (terutama karena saya mau ikutan kuis yang berhadiah buku haratisnya ituh heuheuheu).

Di buku kali ini keliatan banget Okke mengalami pendewasaan penulisan, dan cenderung sudah menemukan gaya penulisannya yang tetap. Waktu saya bilang gitu, dia bilang "It's thanks to the first-reader club's critics." Yang mana saya rasa tidak sepenuhnya bener. Orang boleh kritik, tapi yang mengubah dan menggubah tulisan, ya si penulis itu sendiri.Dan sambil baca, tanpa sadar saya menautkan tokoh Senja dengan si pengarang sendiri, karena ada kejadian-kejadian yang mirip dengan pengalaman pribadi Okke.

Tokoh-tokoh yang menarik perhatian saya justru tokoh-tokoh sempalan pelengkap yang menurut Okke, "itu kan minor details." Lah justru Okke menempatkan karakterisasi pada si minor details ini dengan pas. Atau emang saya gampang nyolot aja, jadinya kalo ada karakter nyolot, malah lebih keinget :D


Untuk kisah Senja dan Genta sendiri, saya sih ngerasa geregetnya kurang. Kurang ada penggambaran emosi yang kuat di sana. Rasanya kisah mereka sekedar travel fling aja, dan saat Senja nyari-nyari Genta pun, rasanya kayak ya.. kita ketemu cowok cakep, naksir, trus pas udahan liburannya nyariin. Makanya saya sendiri jadi gak heran waktu denger ada pembaca yang bingung dan nanya, itu akhirannya Genta dan Senja sebenernya gimana. Atau saya curiga, ini sebenernya mau dibikin sekuel ya, Kke? *dikeplak*
Yang pasti Okke keren dalam karakterisasi tokoh. Saya ikut sebel dengan Tasya si manager slash kakak slash mandor. Ikut nyolot sama salah satu komentartor bukunya Senja. Ikut rada naksir sama penggambaran Genta. Dan kurang lebih jadi ikut ngerasain malesnya Senja dikejer-kejer deadline nulis.

Dan naskah ini memang sudah mengalami jauh sekali perubahan dari naskah mentah awalnya *aduuuhhh kenapa gak dibikin si Genta jadi hantu aja sih, Kke?? hahaha*

Buku ini adalah tulisan Okke nomer tiga yang saya sangat-sangat suka. Nomor dua adalah Istoria da Paz. Dan nomor satu adalah... yah yang lain. Tau kan, Kke maksud gue ;)

Proficiat, ma friend! Jangan lupa lain kali ide horor gue dimasukin gitu haha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts with Thumbnails