Sabtu, 30 Januari 2010

Bagi-bagi Hadiah : Heartblock : Biarkan Cinta Menemukanmu

...Ketika membaca novel ini, kalian memvisualisasikan Genta dan Senja itu seperti siapa?


Sebagai ucapan terima kasih atas teman-teman yang telah mendukung novel terbaru saya Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu, akan ada 3 paket buku dari Gagas Media yang akan dibagikan untuk kalian.

Kalau ingin mendapatkan hadiah tersebut, caranya :

1. Jawab 5 pertanyaan kuis yang ada di akhir entri ini.

2. Setelah itu, kalian bisa melakukan salah satu dari cara di bawah ini:


ATAU

  • Re-post entri ini di blog masing-masing.


3. Kirimkan jawaban kalian dengan subject ‘HeartBlock bagi-bagi hadiah’, jangan lupa sertakan tautan/link hasil retweet kalian atau hasil repost diblog kalian. Tujukan ke okke77@yahoo.com
Nah, pertanyaannya adalaaaaah…….

1. Apa sih nama blus katun yang dipakai Dayu, waitress Van Dyke’s ?

2. Siapa nama pacar Tasya dan apa pekerjaannya?

3. Apa judul lagu yang dinyanyikan Genta untuk Senja di Van Dyke’s dan siapa penyanyi aslinya?

4. Orang mana Demetrius, si pemilik hotel Swargaloka?

5. Waktu pertama kali melihat Ludwina Hamm, sang kurator jutek, Senja membayangkan bahwa seharusnya Willhemina itu hidup di era apa?


Ini bonus iseng aja, boleh dijawab, boleh nggak.

Ketika membaca Heartblock, kalian memvisualisasikan Genta dan Senja itu seperti siapa? (Boleh menyebutkan nama pesohor luar maupun dalam negeri.)

Kuis ini berlangsung selama 1 minggu, dimulai dari hari ini (Minggu,31 Januari 2010) dan berakhir pada hari Minggu tanggal 7 Februari 2010.

3 (tiga) orang Pemenang (mereka yang jawabannya benar semua) akan dipilih secara random dan diumumkan pada hari Senin, 8 Februari 2010.

Selamat mencoba dan ditunggu ya ! :)

Salam,

Okke ‘Sepatumerah’

Senin, 25 Januari 2010

Irawan Membuat Saya Lebay. :)

Mungkin saya bakal terdengar sedikit lebay, tapi saya well... terharu, tersentuh (atau entah apa kata yang tepat) membaca komentar Irawan di blog saya. Saya sudah sangat senang kalau seseorang yang bilang bahwa ia menyukai karya saya, nah, apalagi ini, sampai membawa-bawa kata 'inspiration'. It's really a huge thing for me.

Thank you, Irawan. :)

Rabu, 20 Januari 2010

Kata Angah : Inspiratif! *ciyeh*

Kata Meita : Jangan Cinta-cintaan.

Kata Petty Tentang Heartblock

Senin, 18 Januari 2010

Apa Kata Ama Lia N Tentang Heartblock?

Sumber : http://amalian.multiply.com/reviews/item/12

Writer’s block? Jenis penyakit berbahayakah? Tentu saja berbahaya bagi penulis yang dikejar deadline seperti Senja, tokoh utama novel karya Okke ini. Sejak memenangkan Festival Penulis Indonesia 2008, kehidupan Senja berubah total. Ia menjadi penulis sukses dengan jadwal publisitas yang padat, banjir tawaran menulis, dan tentu saja ketenaran.

Di tengah kesibukannya di dunia penulisan tersebut, chief dari rumah produksi Graha Media mengajak Senja bergabung dalam program 40 Days Project, yaitu menantang para calon-calon penulis remaja dan dewasa muda untuk menulis novel. Senja akan mendapatkan satu space di website Graha Media yang fungsinya mencatat seluruh progress penulisan novelnya selama empat puluh hari. Tasya, kakak sekaligus manager pribadi Senja, berapi-api mendukungnya untuk menerima tawaran itu dengan alasan untuk mengukuhkan eksistensi Senja sebagai penulis dan menggapai mimpi Senja terdahulu yaitu karyanya diterbitkan oleh penerbit besar seperti Graha Media.

Senja pun menyanggupi dan kini dia akan memulai dengan membuka website 40 Days Project. Sebuah blog yang khusus dibuat untuknya yang ternyata memberinya tekanan batin. Senja mulai khawatir jika gara-gara melihat duta-nya kepayahan dalam proyek ini, mereka-mereka yang mengikuti blog tersebut menolak untuk ikut 40 Days Project . Ketakutan itu muncul, bahkan sebelum ia mulai menulis! Buntu, mampet, dan mati ide mulai menjangkiti. Semangat menulis pun menguap entah ke mana, bahasa kerennya writer’s block. Lalu, bagaimana Senja keluar dari benturan dinding penulisan itu? Apakah ia akan ‘kabur’ dari tekanan penerbit dan sang manager? Mampukah ia menyelesaikan proyek istimewa tersebut?

Inilah novel menarik dari Okke yang ditulis dengan mengalir dan ringan. Begitu menariknya mungkin bisa habis dibaca setengah hari. Temanya unik dan ceritanya pun tampak bukan fiksi, bagai membayangkan sosok Senja adalah Okke sendiri. Seperti Carmel Bird dalam bukunya, Menulis dengan Emosi. Tapi, dengan tegas, Okke menyebutkan dalam halaman ucapan terima kasihnya bahwa kisah dalam novel ini hanyalah fiksi.

Satu hal yang kurang nyaman dalam membaca Heart Block ini adalah tentang kehidupan metropolitan remaja Jakarta yang menjadi bagian dari kisah tokoh-tokohnya. Bukan sebuah pelajaran baik bagi penulis pemula jika harus merokok bila stress melanda. Namun, selebihnya novel ini menghibur.

Sangat cocok untuk dibaca bagi para penikmat buku. Semoga dengan membacanya, penderita writer’s block bisa mengatasi kesulitannya dengan kreatif karena writer’s block bisa menyerang siapa pun yang pada dasarnya memang berhubungan dengan tulis-menulis.

^_^

Rasanya Ingin Meminta Maaf Pada Tabbyty Gara-Gara Heartblock


Dari Tabbyty lagi. Jadi pengen minta maaf.Tee hee.

Kata Ayu : SANGAT SANGAT SUKA!

Sumber : http://ayuprameswary.wordpress.com/2010/01/17/heart-block-love-the-ending/

Seperti biasa saya selalu melakukan ‘kunjungan rutin’ ke blog mbak sepatu merah ini setiap ada kesempatan blogwalking. Lalu suatu hari saya menemukan cover buku berwarna putih dengan gambar tempat sampah berisikan bola-bola remasan kertas dan tulisan ‘Heart Block’. Saya berpikir, oke masuk list buku yang akan saya beli sabtu besok di gramedia.

Tapi dua kali buku itu kalah oleh novel lain yang bahkan belum selesai saya baca hingga detik ini :p. Kali ketiga saya berhasil, dan langsung menyesal setelah tahu bahwa kita bisa memesan langsung ke penulisnya lengkap dengan tandatangan… huhuhuhu.. mba’ Okke, tandatangani buku Heart Block saya dong :p.

Saya menghabiskan sore saya membaca buku ini, sambil ditemani thai ice tea (teteppp sama itu minuman!), dan nggak bisa berhenti membacanya. Mungkin karena buku itu menceritakan semua hal yang memang saya suka; senja, menulis, lukisan, bali, yogya, dan cinta tentunya… hehehe :D

Well, saya memang bukan ingin mereview buku ini, hanya ingin berbagi kesan yang saya dapatkan setelah membacanya. Dan apakah itu? SUKA. Beneran deh, bukan ingin bermain lidah kucing (baca: menjilat :p) dengan penulisnya^^. Dan endingnya? saya SANGAT SANGAT SUKA! Kalau kata seseorang dalam kehidupan saya, Good job! Excellent! Benar-benar ending favorit saya!

Sebenarnya saya ingin cerita kenapa saya begitu menyukai ending Heart Block, tapi nanti jadi spoiler dan merusak selera orang untuk membacanya. Jadi silahkan baca sendiri deh :)

Yang membuat saya senang, saya dapat pencerahan dari membaca novel ini dalam kehidupan pekerjaan dan kehidupan menulis saya. Thanks sudah menulis novel ini, mba’ Okke :D

Kata Wika tentang Heartblock





Pemuatan message dari Facebook ini seizin dari pengirim. :)

Sabtu, 16 Januari 2010

Tabbyty Patah Hati Gara-Gara Genta.

Rabu, 13 Januari 2010

Bilang apa @ukhticici tentang Heartblock?

Apa Kata Mona Luthfina Tentang Heart Block?

Penulis: Okke 'Sepatumerah'
Penerbit: GagasMedia
Harga: Rp 30.000,- (kalau beli di sini bisa dapat Rp 25.500,- plus tanda tangan)

Pertama kali tahu tentang buku ini dari e-mail. Dari dulu mbak Okke adalah salah satu penulis yang lumayan saya ikuti. Jadi, ketika mendapat e-mail itu saya sudah menulis dalam hati, "Okeh, ini buku selanjutnya yang akan kubeli". Belum sempat terbeli, eh, saya punya sahabat sudah baca duluan dan membuat ulasan tentang buku ini di blog bukunya. Makin panaslah saya bisa keduluan baca sama sahabat saya ini. Hehehe..

Akhirnya terbeli dan akhirnya terbaca.

As always, mbak Okke kalau menulis biasanya ceritanya mengalir dan membuat si pembaca tidak sadar tiba-tiba sudah habis setengah buku. Saya menghabiskan setengah buku ini dalam perjalanan di taksi antara Gramedia Matraman dan Stasiun Gambir. Huakhahahaha...

Idenya tidak biasa, untuk gaya bercerita yang ringan. Tidak seperti novel-novel penulis muda Indonesia lainnya yang berkutat dengan cerita cintanya, novel ini membawakan ide yang berbeda. Penekanan cerita lebih ke writer's block yang dialami Senja sang karakter utama. Walaupun ada kisah cintanya juga, pada akhirnya saya lebih terkesan pada cerita tentang proses pencarian jiwa menulis si Senja.

Secara keseluruhan, bukunya menarik. Ringan dibaca, tapi tetap ada pesan yang tersampaikan. Khasnya mbak Okke banget.

~ Saya si Pembaca Buku

Kata BlueStocking Tentang Heartblock...

Sumber : http://bluestockin.wordpress.com/2010/01/13/book-review-heart-block/


Jadi dalam rangka mengembalikan semangat membaca saya yang sempat menurun drastis, saya akhirnya memutuskan untuk membaca buku terbaru dari kakak Okke sepatumerah yang berjudul Heart Block.


Heart Block menceritakan tentang Senja, seorang penulis yang sedang laris-larisnya tapi menghadapi sebuah masalah yang sangat vital: writer’s block alias mati ide. Untuk mengobati serangan writer’s block-nya tersebut, Senja memutuskan untuk berlibur di Ubud, Bali. Dan ya… mana ada sih cerita yang menjual kalo nggak ada cerita cintanya, di tempat itulah Senja dekat dengan seorang pelukis bernama Genta (yang entah kenapa di bayangan saya selalu muncul sosok Gaston something yang pacarnya Jupe itu).


Dari segi cerita, Heart Block sangat menarik, diadaptasi dari pengalaman nyata yang bisa terjadi pada siapa saja (saya yang seorang event coordinator ini juga sering banget menghadapi hal yang sama seperti Senja), hingga saya sempat berpikir ‘kakak okke mungkin sedang curhat’.


Dari segi bahasa, tutur kata yang digunakan sangat akrab dan mudah dicerna, setidaknya saya yang suka tiba-tiba terserang penyakit nggak fokus ini bisa mengerti setiap kata yang ada tanpa harus membaca berulang-ulang.


Tapi… tapi… dan tapi…


Saya kok merasa endingnya itu ya… duh! Nanggung aja. Belum lagi di pertengahan bab, saya yang sangat detail ini, merasa ada hal yang sepertinya terlewatkan hingga saya harus membalik halaman sebelumnya untuk memastikan saya tidak melewatkan satu halaman sekali pun.


Overall, novel Heart Block ini benar-benar menghibur dan berhasil mengembalikan semangat membaca saya. Well, mungkin beberapa bulan yang akan datang kakak Okke Sepatumerah akan mengeluarkan extended version seperti yang dilakukan Ika Natassa untuk Divortiare.


Selasa, 12 Januari 2010

Dari mana Ide Utama Novel ini Datang?

Dari mata turun ke hati.

YA ENGGAKLAH.

Ide awal dari novel ini adalah akibat ngobrol-ngobrol dengan beberapa orang kawan di Airea Branca, sebuah pantai favorit kami di Dili, kalau nggak salah Oktober 2007. Kami ngobrolin betapa manusia itu seringnya meromantiskan mimpi.

Kalau sudah punya mimpi menjadi sesuatu, misalnya jadi seleb, maka yang muncul dalam benak adalah segala hal yang indah dan romantis tentang menjadi seleb ini, terkenal, tajir dan seterusnya dan seterusnya. Padahal, kenyataannya nggak selalu gitu --- eh, gitu nggak sih? Nggak tau juga ding, saya nggak pernah jadi seleb. Saya mah selebor (er, lama-lama kok saya garing ya?)

Sampe mana tadi?

Oh iya, mimpi menjadi seleb, mungkin aja ketika mimpi jadi seleb ini tercapai, pada kenyataannya nggak seindah dan seromantis mimpi itu. Ya, liat aja infotainment lah, banyak kan ribut-ribut seleb sebel sama infotainment. Dan saya ngebayangin, para seleb itu dideketin berapa banyak orang 'dengan maksud tertentu' ya?

Pada awalnya seorang teman mengusulkan agar saya mengangkat kisah seleb dan JELAS saya tolak mentah-mentah, mana lah saya tau, urusan seleb. Kalau pada akhirnya pilihan profesi jatuh pada penulis, karena suatu hari, pada saat yang bersamaan, saya mendapat kabar yang berbeda, yang satu dari seorang penulis berbakat yang naskah pertamanya baru saja ditolak oleh penerbit dan naskah berikutnya bakal diterbitkan oleh penerbit lain, dia agak ngomel-ngomel dengan keribetan proses penerbitan dan belagunya penerbit. *oops, maab para penerbit!*. Sementara kabar yang satu saya dapatkan dari seseorang, yang bilang pengen banget jadi penulis.

EUREKA.

Oke, saya ambillah profesi penulis yang kebetulan emang rada dekat dengan saya. :P

Maka dimulailah proses penulisan itu. Dari pengumpulan data, pengalaman beberapa penulis yang sudah mengalami publikasi besar-besaran, survey tempat (Bo! Saya sumpah belum pernah ke Ubud, kasihan yah?) dan seterusnya.

Dan mulailah saya 'meracik' karakter tokoh utama. Dan tokoh-tokoh lainnya.

Maka jadilah, Heartblock! :)

Senin, 11 Januari 2010

Kata @nillapinky di Twitter...

Kenapa eh kenapa? :))

Yes, pemesanan online masih dibuka, kok, baru hari pertama :)

Apa Kata Siti Khusnul Riffani Di Facebook?


Pemesanan online masih berlangsung lho, sampai tanggal 18 Januari 2010 ! Caranya? Klik di sini... :)

Minggu, 10 Januari 2010

Pemesanan Online "Heart Block:Biarkan Cinta Menemukanmu"


Heyho, Hello!


Beberapa kali saya menerima e-mail dan pesan di twitter yang bilang nyari buku Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu, susah. Duh, yaa maak, mbaf! :). Untuk mengatasi hal itu, maka melalui blog saya ini, saya membuka pemesanan online edisi bertanda tangan.


Caranya?


Gampang. Tinggal email ke okke77@yahoo.com dengan subyek “Order Heartblock” (Please ditulis tepat seperti ini, soalnya saya ‘menyalakan’ filter subject, karena e-mail saya itu suka penuh dengan e-mail notifikasi nggak jelas, daripada kelewat kaaan?)


Cantumkan di dalam email tersebut data di bawah ini:


Nama Pemesan:
Nomor telepon:
Alamat pengiriman:
Jumlah buku yang dipesan:


Nah, harga per-eksemplar Rp. 30,000 Rp.25.500, di luar ongkos kirim. Pengiriman dilakukan dengan tiki JNE, jadi kalau mau lihat kira-kira ongkos pengiriman ke alamat anda, bisa lihat di http://tikijne.co.id. Pengiriman dilakukan dari Bandung.


Nanti kami akan membalas email kamu dengan jumlah yang harus ditransfer dan ditransfer ke mana.


Lalu, sekalian nih, soalnya ada beberapa keluhan lagi, katanya dua buku saya sebelumnya, Indonesian Idle dan Istoria Da Paz: Perempuan Dalam Perjalanan, juga sulit didapatkan.Ooops, maaf dimaaf. Dan lagi-lagi, untuk mengatasi masalah tersebut, teman-teman bisa juga memesan online di sini.


Indonesian Idle seharga Rp.25.000 dan Istoria da Paz : Perempuan Dalam Perjalanan seharga Rp.27.500, bisa didapatkan teman-teman dengan harga ‘paket’ lebih hemat (Duh, boo, gue kayak jualan ayam goreng, ada paket hematnya..:D).Yaitu :


1. Paket 2 Buku yang berisi : Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu + salah satu buku (antara Indonesian Idle ATAU Istoria da Paz : Perempuan dalam Perjalanan) seharga Rp. 50.000,- (di luar ongkos kirim)



2. Paket 3 buku, yang berisi : Heart Block : Biarkan Cinta Menemukanmu + Indonesian Idle + Istoria da Paz : Perempuan dalam Perjalanan seharga Rp. 75.000,- (di luar ongkos kirim.)



Caranya, ya sama aja, kirim email ke okke77@yahoo.com, subyeknya “Pemesanan Paket Buku“. Dalam e-mail, cantumkan :


Nama Pemesan:
Nomor telepon:
Alamat pengiriman:
Paket yang dipesan:


Anyway, pemesanan ini dibuka dari hari ini (Senin, 11 Januari 2010) sampai Senin, tanggal 18 Januari 2010.


Jadi, tunggu apa lagi?Yuk, pesan sekarang juga! *doh*

Apa Kata Haqi Tentang Heart Block?

Sumber : http://jemarihaqi.wordpress.com/2010/01/10/heart-block/

Catatan : Haqi adalah salah satu juru silet saya sewaktu naskahnya belum dibongkar habis-habisan. Saya senang bisa ngasih kejutan ending untuk dia...dan yang lainnya. hahahahahahaha *ketawajahil*

Saya selalu suka bagaimana Okke mengemas sebuah cerita. Sejak awal membaca karyanya, saya tau, Okke adalah penulis yang unik, yang bisa menulis dengan cara seorang Okke yang bisa merangkai kata dengan asik, memilih tema yang simpel kemudian mengemasnya menjadi kesatuan yang menarik. Saya selalu suka tulisannya, dan kali ini saya kembali dibuat ‘tak mau melepaskan buku hingga selesai’ lewat karya terbarunya yang berjudul Heart Block

Setelah mengangkat kehidupan si kutu loncat Diandra di Indonesian Idle, seorang perempuan bernama Damai di perjalanannya di Istoria da Paz, kini Okke menghadirkan kisah tentang Senja, seorang penulis muda berbakat dalam lika-likunya menghadapi kenyataan sebagai penulis yang ternyata tidak seindah mimpi-mimpinya. Kini Okke menceritakan seorang penulis. Satu profesi yang jelas sudah ia kenal dengan baik ;D

Membaca novel Heart Block seperti sedang bercermin. Saya merasa ditelanjangi. Sebagai penulis -walau belum pernah nerbitin buku, eh tapi udah boleh dong ‘ngaku-ngaku’ sebagai penulis? hehe, saya ngerti banget apa yang dirasakan seorang Senja. Saya ngerti banget rasanya dikejar deadline dan hampir gila karenanya. Dan saya juga ngerti banget rasanya pernah merasa lelah dan muak untuk menulis. Tapi (sialnya) saya gak mengalami perjalanan cinta menyenangkan seperti yang dialami Senja -ini kok ujungnya gue curhat sih? hihi

Pemilihan kalimat yang pas -terlebih bagian dimana Senja berbicara dengan dirinya sendiri, celetukan-celutakannya luar biasa segar. Pembentukan karakter yang kuat -dimana karakter Tasya memang ADA dan saya pernah menemukannya, lengkap dengan sosok Genta yang berpotensi membuat imajinasi cewek terbang kemana-mana (apalagi ada embel-embel latin segala hihi). Perjalanan cerita yang menyenangkan dengan selipan ‘kehidupan’ dunia maya menjadikan Heart Block novel yang sangat menarik untuk dibaca. Penuturannya yang asik, tidak berbelit-belit dan sesekali diselipi humor membuat saya betah membaca novel ini dan gak mau melepasnya hingga habis

Tidak hanya menghibur, ada pelajaran yang bisa kamu ambil di sini (yaaa, ternyata Okke berbakat jadi guru! hihi). Bukan hanya buat kamu yang ingin menjadi penulis, tapi juga bagi kamu yang ingin mengerti lagi tentang kehidupan, tentang sebuah pilihan, tentang sebuah tanggung jawab. Salutnya lagi, selipan ilmu ini tidak merubah haluan Heart Block menjadi bernuansa seperti buku-buku pelajaran yang membosankan itu, Okke tetap membawa Heart Block menjadi bacaan yang sangat menyenangkan

Psssst ada satu hal yang sebenarnya cukup mengganggu saya dan membuat saya (sedikit) kecewa. Kenapa endingnya begitu sih? Khayalan dan apa yang sudah saya bayangkan kan jadi lenyap haha. Ketika selesai saya malah merengut karena Okke sukses menipu saya dengan ending yang ia buat

Sekali lagi, Okke berhasil menghibur saya
Ditunggu karya berikutnya! -dan jangan bosan untuk menuliskan nama saya di buku-buku selanjutnya hehe :D

Apa Kata Titiw?

Sumber : http://www.titiw.com/2010/01/10/book-review-heart-block-by-sepatu-merah/



Komentar personal : Ah masa sih kentang? Kan masalah utamanya beres? *dudidum*

Sabtu, 09 Januari 2010

[Review-reviewan] #Heartblock oleh Bintang.

Sumber : http://namakubintang.blogspot.com/2010/01/review2an-tentang-heart-block.html

Buku baru yang saya baca, Heart Block miliknya Tante Okke yang cantik ini sudah selesai saya baca dari kemarin-kemarin.

Covernya menarik, cukup tebal dan halamannya bagus.terutama, harganya ngga bikin kantong jebooolll. hehehehe, maklum, krisis cuman bela-belain beli.

Ceritanya tentang tokoh Senja sang penulis dan Genta, lelaki sekilas lalu yang membawa serpihan cinta kekehidupan Senja. Saya seperti ngaca deh kalo baca nih novel, karena dulu saya pernah bilang sama tante Okke, kalau dia itu inspirasi pertama saya untuk menulis blog di Friendster kala itu. niat saya yang menggebu-gebu ingin menjadi penulis, membuat saya rajin membaca blognya *jiaaah ngga nyambung, hahahaha*. saya pernah kirim email ke si tante, kalau saya suaannggaat berminat dalam bidang tulis menulis. saya mau jadi penulis!!! sama seperti fans-fans Senja yang muda belia *seperti saya ini, hehehe*

Sama seperti yang Senja katakan, tante okke bilang kalau ingin menulis ya tulis saja, ngga usah denger omongan orang. people can talk, but we shouldn't always listen them. be your self aja. latihan menulis, kirim-kirim ke majalah, sapa tau ada yang tertarik dan terus berusaha. yang saya lakukan baru satu hal, terus menulis walopun kadang mati gaya mo nulis apaan, tapi tetep aja nyampah ngga jelas di blog. semua itu karena untuk memuaskan HASRAT semata, nafsu saya kepada yang namanya rangkaian abjad.

Genta, lelaki petualang yang bikin jantung deg-degan. emang biasanya sih, cowo macem ini adorable banget. hwahahaha, keren, dan sepertinya dunianya itu ajaib. saya juga pernah, berhubungan dengan orang macam Genta, tuh kan, berusaha mirip-miripin lagi, hehehe, biarin weekkkkk. bedanya, Senja dan Genta mungkin yah, tidak bisa berkomunikasi lagi, nah kalau saya, masih ada kesempatan untuk berkomunikasi. walau lewat dunia maya, but, hell-no, cukup sekali saja kesalahan saya jatuh cinta pada unpredictable man kayagini. gilaa ya bok, bikin jantung ga karuan deh kalau sudah ngomongin cowo. hahahahaha. Lagi, si dia ini bukanlah seorang artist kaya Genta, dia Hanya seorang damn-hard-worker-nyebelin-tapi-ngangenin. dah ah, kok jadi saya yang curhat???

Benang merah lagiiiii

Pokoknya, Overall, bukunya sih Oke kaya namanya yang nulis. ringan untuk dibaca santai, kepala mumet di kantor, disuruh mikir pula buat baca novel, kayanya bukan saya banget yah. jadi, cerita-cerita si Senja menghadapi krisis menulisnya ini seru banget, saya baru tahu kalau abis meluncurin buku itu proses promosinya cukup nyapekin yah. ngga cuman duduk santai nunggu duit royalti aja, hahahaha. Proses pencarian ide yang nyampe ke Bali *protes niih, masa Bandara-Ubud cuman sejam, minimal 2 jam, hehehe, kelamaan yak??* bertemu Genta dan proses simbiosis mutualisme ini yang nohok banget. walopun, ini terasa kejam dan menyakitkan. hmffhhh, lagi-lagi, kisah Senja dan Genta seperti kaca dalam hidup saya,

Menerima sesuatu hal yang menyakitkan itu memang sulit, tapi PASTI BISA. saya harap sih,Senja bakal tetep nulis dan kalau dia ngga punya ide, ceritain aja kebrengsekan-tapi suka- Genta. keluar deh novel barunya, hahahahahaha.

Kata pengantarnya yang bikin saya cinta setengah mati sama buku ini,

Cara terbaik untuk jatuh cinta
adalah mencintai seolah-olah kau belum pernah terluka sebelumnya.


Terima kasih, membuat saya jatuh cinta lagi.

Review-ngga-penting-tetang-herat-block-Okke "Sepatu merah"


Bintang
*psssttt, dia dan Genta juga a great kisser, wakakakka,, masih dibahassssssssss


What Kbyoungs Said On Twitter


Itu ngucapin selamat ke Senja, maksudnya? ;-)

Jumat, 08 Januari 2010

Genta Is A Delicious Boy....

Kamis, 07 Januari 2010

Kata 'm' di Goodreads.

Ada Tiga Heart Block di Goodreads.com

http://www.goodreads.com/book/show/7473436-heart-block
http://www.goodreads.com/book/show/7473446-heart-block
http://www.goodreads.com/book/show/7508846-heart-block

Er, dan saya yakin ini karena kurang komunikasi. Satu saya yang bikin (hehe) yang dua lagi entah siapa, mungkin dari penerbit. Christian Simamora,mungkin?

Kayaknya yang official yang ini:

http://www.goodreads.com/book/show/7508846-heart-block

Apa Kata Maya Tentang Genta? :))

Apa kata mereka di Twitter?



Rabu, 06 Januari 2010

Kata Indah di Facebook

Selasa, 05 Januari 2010

Kata Kuke di Facebook

Apa Kata Mereka Tentang ENDING-nya. *grinned*


Senin, 04 Januari 2010

Ucapan Selamat Dari RumahKayuBekas

Terima kasih, Aki Herry!

Apa Kata Tessa Intanya di Facebook?


Secuplik percakapan dengan Tessa Intanya di wall facebook saya.

Minggu, 03 Januari 2010

Apa Kata Inanda Tiaka di Rumah Rame?

Sumber : http://rumahrame.blogspot.com/2010/01/heart-block-biarkan-cinta-menemukanmu.html

HeartBlock : Biarkan Cinta Menemukanmu.

Judul: Heart Block

Penulis: Okke ‘sepatumerah’

Penerbit: Gagasmedia

Harga: Rp 30.000


Saya menemukan buku ini ditengah-tengah tumpukan buku yang diklaim sebagai “buku baru”. Kalau saya memeriksa halaman pustakanya tertulis buku ini memang terbit pada 2010. Sangat baru memang, karena waktu itu saja saya membeli pada Desember 2009.

Dari judulnya, Heart Block, saya menebak kalau isi bukunya pasti berkaitan dengan dunia penulis dan dicampur percintaan yang juga ter-block. Dan memang tebakan saya tidak terlalu meleset.

Okke menceritakan kisah seorang penulis (yang seharusnya berbakat) bernama Senja. Selain karena bakat menulis, networking Tasya, kakak tirinya, yang membuat dia berhasil menjadi penulis yang cukup terkenal. Sayang, menjadi terkenal dengan segala macam publisitas menjadikan Senja merasa dirinya menjadi mandeg, karena menulis seakan tidak lagi menjadi hobby tetapi malah menjadi “keharusan”. Di tengah kepenatan itulah akhirnya Senja melarikan diri ke Bali. Pelarian itu berbuah manis berupa pertemuan dia pada Genta, cowok ganteng yang juga seorang seniman lukis. Bisa ditebak, kalau Senja jatuh cinta pada Genta. Cinta inilah yang bisa mengembalikan moodnya untuk menulis lagi.

Kisah di buku ini sungguh mengalir, rentang pertemuan singkat diceritakan dengan detail-detail jelas. Hal ini membuat saya kaget karena saya sudah sampai ke halaman 111 dari buku ini, tapi koq ya ceritanya berasa belum maju. Masih berkutat pada kebosanan Senja untuk menulis. Untungnya, Okke segera membelokkan ceritanya pada satu kejadian dimana Senja mendapat “40 days project” yang membuatnya harus bisa menyelesaikan satu novel dalam 40 hari. Kejadian inilah yang mendorong Senja melakukan pelarian demi mengembalikan mood menulisnya. Dan alur ceritanya mulai berubah menjadi petualangan Senja di setiing berbeda, Ubud Bali.

Saat membaca buku ini saya membayangkan Okke menceritakan sosok Senja, dan sepertinya Senja itu adalah jelmaan Okke yang menceritakan sosok Senja lainnya bernama Kirana. Di tulisan Senja juga menceritakan sosok Genta sebagai Genta. Saya merasakan karakter yang sama pada tokoh yang berbeda. Seperti redundan, tapi ya begitulah dunia menulis. Terkadang kisah hidup sendirilah yang dijadikan bahan tulisan. Hal ini sempat juga dibahas di Heart Block.

Lanjut ke separuh terakhir buku ini cukup mengingatkan pada kebosanan saya dalam bekerja, tak hanya buat penulis tapi semua jenis pekerjaan. Di halaman 211 Genta sempat berkata begini pada Senja:

“..Ketika kamu menjadikan apa pun sebagai profesi, nggak ada waktu untuk mood nggak mendukung atau kehilangan inspirasi. Misalnya, kamu kerja sebagai satpam , memang kamu bisa bilang ‘Aku nggak mau jaga hari ini karena aku lagi kena satpam’s block, bisa begitu?”


Pernyataan Genta itu benar-benar mengingatkan pada apa yang saya alami sekarang. Gimana mau kerja kalau nunggu mood, ya bisa-bisa nggak kerja deh. Ada lagi pernyataan yang menohok disampaikan oleh Genta nya Kirana.

“..Writer’s block itu Cuma alasan bagi seseorang untuk memanjakan dirinya. Supaya kemalasan menulis terdengar keren aja.”


Hoalahh, saya makin merasa tersindir oleh kalimat itu.

Tiga halaman terakhir, Okke memberikan tips soal mengatasi Writer’s Block yang menjadi tema utama. Ya, tema utama. Karena memang saya malah tidak terlalu merasakan bagian “Heart” Block di buku ini. Meskipun sub judulnya berbunyi “Biarkan Cinta Menemukanmu”, tapi memang bagian penemuan cinta ini seperti tidak terlalu ditekankan oleh Okke. Kisah Senja pada Genta saya rasakan sebagai bagian pelengkap demi menyampaikan pesan bagaimana mengatasi kebuntuan kreativitas dalam menulis.

Secara keseluruhan buku ini memberikan pengertian saya pada dunia tulis menulis, publikasi, bahkan mengenai passion terhadap sesuatu. Tapi, bukan berarti Okke menceritakannya dengan detail dan terkesan berat, semuanya ringan khas “cerita anak muda” saja.

Jumat, 01 Januari 2010

Apa Kata Jason Abd di Jason's Write?

Sumber : http://jasonwrite.webnode.com/news/heart-block/


Beberapa bulan belakangan saya kesulitan mencari buku yang cocok untuk dibaca. Buku yang saya beli biasanya harus sesuai dengan kriteria: harganya masuk diakal dan sesuai ketebalan dompet, kovernya menawan, sampul belakang saya membuat penasaran, dan materinya unik—sesuatu yang akan sulit saya temukan di internet lewat browsing atau download—dan sedang saya butuhkan benar.


Rabu kemarin saya membeli buku yang sangat menarik dan cocok dengan kondisi psikologis saya sebagai penulis--lebih tepatnya penulis pemula yang masih berusaha mencetak buku pertamanya.


Novel ini ditulis oleh Okke ‘Sepatumerah’, yang telah sukses dengan novel-novel sebelumnya. Jujur, saya baru menbaca dua buku Okke. Pertama, novel adaptasi Cinta Pertama (2006) dan kedua adalah ini. Saya pernah berkunjung ke blognya yang unik dan suka dengan gambar-gambar yang dibuatnya.


Novel ini bertokohkan cewek bernama Senja, penulis baru yang diganjar penghargaan bergengsi Pendatang Baru Berbakat di ajang Festival Penulis Indonesia. Efeknya, dia menjadi terkenal, mendapat beasiswa kelas menulis, dan mempunyai fans. Sayangnya, dia kesulitan untuk membuat novel lain yang sebagus novel pertama yang diberi penghargaan itu.


Novel bersampul putih dengan tulisan huruf O berupa timbunan kertas tulisan yang jelek di dalam scrapbasket ini patut dibaca penulis pemula—seperti saya—untuk mendapatkan sedikit gambaran kehidupan penulis yang mulai sukses. Bagaimana proses dan hambatan yang harus dihadapi. Kesulitan penulis dalam menanggapi kritikan, harapan, serta pertanyaan yang itulagi-itulagi.


Senja, yang terlibat dalam proyek ‘Ayo Menulis!’ milik penerbit besar Grahamedia (plesetan Gramedia atau Gagasmedia?), diharuskan menjadi pioneer dalam 40 Days Project, proyek menulis novel hanya dalam 40 hari. Awalnya dia kesulitan, apalagi ada yang selalu mengkritiknya. Untuk menenangkan jiwanya dia pergi ke Bali dan menemukan kisahnya sendiri sebagai insipirasi bagi karyanya itu.


Saya berharap mendapat tips-tips menulis dari sana. Memang ada, seperti upaya untuk mengenal apa sebenarnya writer’s block. Lainnya, saya berharap perjuangan novel 40 hari itu diceritakan lebih detil. Okke memberikan blog untuk tokohnya dalam mengupdate perkembangan penulisan novel selama 40 hari (yang ditampilkan hanya sebagian), tapi menurut saya terlalu kurang. Tak terlalu menunjukkan bahwa proses menulis tidak mudah. Walaupun begitu, saya maklum karena jika terlalu banyak tips menulis di dalamnya pembaca yang bukan penulis akan merasa aneh dan mungkin menganggap buku ini adalah ‘panduan menulis yang dibuat berbentuk novel’. Untung saja tidak.


Novel ini yang menginspirasi saya untuk membuat blog baru ini. Saya akan mencoba jadi penerus Senja dalam kampanyenya ‘Ayo Menulis!’—meski fiktif—dam menulis dalam waktu tertentu. Kampanye itu memang ditargetkan untuk kaum muda. Saya menambah 20 hari lagi untuk kewarasan otak saya, hahaha. Saya masih mempunyai 2 modul praktikum dan tugas kuliah lainnya, serta praktikum besar di semester mendatang. 2 bulan masuk akal-lah.


Saya mohon bantuan teman-teman semua dalam menyokong pertualangan saya. Besok adalah hari pertama, dan… saya sudah memulai langkah mencari ide untuk novel saya ini.



UNWRITTEN by Natasha Bedingfield

I am unwritten,

Can't read my mind

I'm undefined

I'm just beginning

The pen's in my hand

Ending unplanned

#Staring at the blank page before you

Open up the dirty window

Let the sun illuminate the words

That you could not find

Reaching for something in the distance

So close you can almost taste it

Release your inhibitions

Feel the rain on your skin

No one else can feel it for you

Only you can let it in

No one else, no one else

Can speak the words on your lips

drench yourself in words unspoken

Live your life with arms wide open

Today is where your book begins

The rest is still unwritten ,yeah

I break tradition

Sometimes my tries

Are outside the lines, oh yeah

We've been conditioned

To not make mistakes

But I can't live that way oh, oh

Back to #

Apa Kata MayNot di Smritacharita?

Sumber : http://smritacharita.blogspot.com/2009/12/confusius-block.html

CONFUSIUS' BLOCK

Beberapa belas tahun silam (atau lebih dari 20 thn ya?), Budhe gw di Singapore pernah memberi oleh2 untuk Bapak dan Ibu berupa sebuah buku berjudul "What Men Know about Women". Bukunya tebal sekali, paling enggak satu rim. Isinya?.... Hehehe.... jangan kaget, isinya cuma lembaran kosong ;) Ya, buku itu memang [kata Budhe] buku lucu2annya bule ;-) Untuk mengatakan bahwa laki2 tidak tahu apa2 tentang perempuan... tanpa kata2, tapi dengan kasus nyata ;-)

Ketika Agustus 2009 lalu Okke Sepatumerah mengirimkan draft novel terbarunya, gw sempat teringat buku ini. Judul draft-nya [seharusnya, atau gw asumsikan sebagai]: Blank. Tapi dia menamai file tersebut: BLAK (tanpa N). Ceritanya tentang seorang penulis yang nge-blank, alias lagi kena writer's block.

Do you understand what I mean ;-)? Ngerti kan kenapa gw teringat buku lucu itu? Hehehe... gw mikir: apakah ini cerita tentang nge-blank dengan mencontohkan apa jadinya sebuah tulisan kalau si penulis lagi nge-blank ;-)?

On top of that, setengah draft pertama Okke kayak nggak tahu mau cerita apa. Muter2 nggak karuan di situ2 juga. Sumpah! Bikin gw il-feel bacanya... HAHAHAHAHA... Untung bagian itu sudah dikomentari oleh Double D (baca: Dearest Dodol), sehingga gw punya excuse buat speed reading ;-)

Still, it took 2 months for me to force myself reading it ;-) Soalnya ternyata gw tetap aja nggak bisa speed reading. Jadi deh... gw bolak-balik mencoba baca, berhenti, baca lagi, berhenti, lupa udah sampai mana, baca dari ulang lagi, dst. Dan - karena gw ratu tega nan telengas - gw bilang tanpa tedeng aling2 ke dia: novel loe yang ini separuh bagian pertama membosankan ;-)

***

Tetapi kemarin gw menerima sebuah kiriman dari Jeng Okke. Sebuah buku berjudul "Heart Block: Biarkan Cinta Menemukanmu". Dengan catatan di halaman pertamanya seperti foto di samping. Ini adalah reinkarnasi Blank alias Blak itu ;-)

Gw sebut reinkarnasi, karena beda banget dengan cikal-bakalnya. Buku ini sangat mengalir, dan gagal bikin gw bosen ;-) Dan... memperhatikan novelnya Okke sejak dia masih novelist-wanna-be, menurut gw ini adalah yang alurnya paling 'ngalir' dibandingkan dua novel terdahulu.

Novel ini berkisah tentang Senja Hadiningrat, selebriti instan di dunia tulis-menulis, yang novel pertamanya meledak bak supernova (the star, I mean, not the novel ;-)). Seperti layaknya supernova yang extremely luminous before it begins to fade, Senja pun segera menemukan kenyataan pahit: menulis novel kedua yang bagus adalah sangat sulit, ketika novel pertamamu bersinar sangat terang.

Untuk menambah komplikasi, si selebriti instan ini punya manajer yang kayaknya bakal cocok di-hijack oleh marketing manager perusahaan FMCG ;-). Baterainya Duracell, tangannya delapan, ... Uuuhmmm... bukaaaan... manajernya bukan laba-laba atau gurita, tetapi memang sangat progresif sekali, sehingga menerima semua tawaran kontrak buat Senja.

... dan... Senja pun kabur ke Ubud, Bali. Untuk menenangkan diri, sekaligus mencoba mengusir writer's block-nya.

Selanjutnya kisahnya bergulir bak kisah remaja pada umumnya. Senja bertemu pria ganteng mampus bernama Genta. Seorang pelukis romantis yang "tahu banget gimana memuaskan perempuan" ;-)

*oh, enggak, tidak ada konotasi seksual di sini. The novel is full of kissing, but alas, there is no more than that ;-) Kurang kinky loe, Kke ;-)*

Bersama Genta, Senja menemukan kembali kepercayaan dirinya, dan the muse yang dikejarnya hingga ke Bali.

Selesai?

Hmm... akhir ceritanya nggak segampang itu, sih ;-) Tapi demi pundi2nya Okke, gw nggak ceritakan deh akhirnya. Biar kentaaaang dan pada beli bukunya ;-)

Ada beberapa hal yang membuat gw tekun membacanya. Yang pertama tentunya adalah karena dikirimi buku gratis lengkap dengan tanda tangan dan kata mutiara, yay! adalah pembangunan karakter yang kuat. Gw sangat bisa membayangkan bagaimana tokoh Tasya si manajer Duracell di alam nyata, dan... ketika baca bukunya, tingkah polah si Tasya itu tidak kontradiktif dengan apa yang gw amati pada tokoh2 senada sehari2. Demikian pula tokoh Genta, si seniman romantis yang bisa casually in love dengan setiap wanita ;-)

*uuuh... I like this term: casually in love ;-)*

Gayanya Genta yang mendekat-tapi-nggak-committed itu benar2 copy paste dari beberapa seniman asli yang gw kenal. Juga surprise2 kecil impulsifnya terhadap Senja... pendeknya, tingkah polah si tokoh nggak bikin jidat gw berkerut karena kontradiktif menurut apa yang gw pelajari di psikologi ;-)

Yang kedua, gw merasa Okke menggambarkan dengan baik kesalahan Confusius melalui beberapa paragrafnya ;-) Paragraf yang gw maksud adalah:

"Aku pikir yang namanya seniman itu nggak bisa kerja dengan sistem kontrak, lalu ber-deadline. Kupikir yang namanya seniman itu nggak mau diatur-atur"

"Ya enggak bisa gitu jugalah," ia mendengus, "yang namanya pekerjaan, pasti ada lingkaran setan bernama sistem. Kamu nggak ngikutin sistem, kamu mati."

(hal. 216)

"Serius nih? Kamu bener-bener nggak pernah mati ide atau nggak mood?"

"Oh, siapa bilang? Sekarang aja aku lagi mati ide dan nggak mood," ia terkekeh. "Tapi aku harus ngelakuin apa pun untuk melawan itu. Apa pun. Ada beberapa temanku yang ngakalinnya dengan bikin konsep yang sama, ganti objek, ganti teknik, malah ada yang cuma geser-geser objek, "Genta tertawa pahit, "dan lukisan mereka laku... semua audience bilang brilliant, padahal yang dibuat itu sampah buat menuhin deadline"

(hal. 217)


Hubungannya dengan Konfusius? Well... pernah dengar kan, Konfusius berkata seperti ini, "Find a job you love, and you'll never work a day in your life"

Hehehe... Konfusius pasti lagi nge-blank waktu mengeluarkan kata2 itu ;-) A job is a job. Meskipun loe suka kerjaan itu, kalau udah jadi kerjaan, ada lingkaran setan bernama sistem ;-)

Sebagai pekerja, gw mengamini hal itu banget! Boleh dibilang, pekerjaan gw adalah sesuatu yang gw suka. Sehari2 kerjaan gw mengamati, menganalisa, dan menuangkannya dalam tulisan. Tapi... kalau udah banyak deadline, tetap saja gw merasa tertekan ;-)

Anyway... buku ini memang buku ringan. Jadi jangan berharap menemukan yang berat2 di sini... hehehe... Meskipun, ada juga insight ringan yang bisa diambil berkaitan dengan judulnya. Tentang how to find your passion. Karena hanya jika seorang penulis bisa menemukan passion lah maka tulisannya bisa bagus. Writer's block pasti berlalu, meskipun mungkin makan waktu bertahun-tahun:

Contohnya Henry Roth, penulis novel 'Call it Sleep' (diterbitkan tahun 1943) baru menerbitkan novel selanjutnya, "Nature's First Green" di tahun 1979, gara-gara writer's block akut. Tiga puluh enam tahun, an akhirnya berlalu juga. Eh, tapi 36 tahun lama juga ya?

(hal. 309)


Yaah... proses menemukan passion itu memang waktunya nggak pasti. Tapi... pasti akan tetap datang kok ;-) Yang penting keep fighting aja, seperti nasihat Genta. Kita toh nggak bisa melepaskan diri dari sistem ;-)

Oh, tentu saja, novel ini juga nggak sempurna. Gw masih mencatat kontradiksi2 minor yang mengganggu. Cerita tentang telepon yang masuk di halaman 188, misalnya, tidak mungkin terjadi kalau diawali dengan kisah di halaman 170 ;-) Dan deskripsi ruangan di halaman 206 kontradiktif dengan halaman 158 ;-) Belum lagi typo parah di 287 ;-)

Tapi... yaaah... itu biasa kok. Penulis sekelas Dan Brown juga melakukannya di The Lost Symbol... hehehe... ;-) Yup, kalau draft-nya mengingatkan gw pada buku oleh2 Budhe, maka reinkarnasinya mengingatkan gw pada buku teranyar penulis fenomenal itu ;-) Gw menduga Dan Brown saat menulis buku terbarunya juga sedang berada pada titik nadir seperti Senja.

Udah baca bukunya? Kalau menurut gw, The Lost Symbol itu memaksakan diri untuk jadi bernuansa Da Vinci Code, buku Dan Brown yang paling laku. Padahal, kalau lihat dari plotnya, gw merasa si penulis lagi mood ke arah either Digital Fortress atau Deception Point. Akibatnya, menurut gw "jiwa"nya nggak ada tuh buku ;-) Nggak pas ;-) Kentang, bow, misterinya maksa dan jadi gampang banget ditebak.

Nggak heran kalau Dan Brown juga bikin kontradiksi yang sama dengan Okke ;-) Nggak percaya? Coba cek lagi halaman 22 - 23 (untuk yang bukunya terbitan Doubleday, NY). Atau gampangnya: akhir Chapter 5. Coba deh... gw ngerasa bagian itu nggak nyambung dengan kisah berikutnya, karena selanjutnya nggak dielaborasi (bahkan tidak disebut2 lagi) bahwa Nona Solomon dan Mal'akh saling berkomunikasi ;-)

Sorry, jadi ngomongin Dan Brown ;-)

Anyway... sebenarnya siiiiih, menurut gw harusnya editornya Okke menyadari kontradiksi2 ini. Walaupun minor, tapi jelas kok ;-) Mosok editornya harus gw kudeta sih ;-)?

Tapi, sebelum gw melengserkan si editor, gw kembali ingat pada Confusius' Block di atas: bahwa nggak ada kerjaan yang bisa bikin loe nggak ngerasa kerja sehari pun ;-) Even jika loe suka sama kerjaan itu ;-) Dan mungkin itulah mengapa si editor nggak nyadar ada kontradiksi ini, sementara gw sadar ;-) Gw membaca buku ini dengan passion seorang editor, karena gw bukan editor ;-) Sementara si Mbak Editor, walaupun mungkin senang dengan pekerjaannya, tentu sulit untuk membaca dengan detil ketika dia sudah terperangkap dalam sistem ;-)

Ah, Konfusius memang sedang nge-blank saat mengucapkan kalimat bijak itu ;-)
Related Posts with Thumbnails