Selasa, 23 November 2010

Bedah Buku : Hindari Kejenuhan Rutinitas | Review #Heartblock di espira.tv

Pernah nggak kamu merasa jenuh, tidak mood, dan pikiran merasa stag alias mandek dalam berkreasi? Apapun pekerjaannya, tapi jika sampai perasaan stag ini menjangkit, maka kita akan benar-benar menjadi susah berkarya.

Kisah mandeknya kreativitas ini dituangkan dalam novel ringan berjudul ’Heart Block’, karya Oktarina Prasetyowati, yang lebih dikenal dengan nama ”Okke Sepatumerah”. Fiksi ini mengisahkan perjalanan Senja, seorang penulis sukses ibukota yang sedang berada di puncak karir dengan publisitas dan ketenaran ada di tangannya, namun tak kunjung merasa bahagia. Di saat itu, Senja juga mengalami masalah besar yakni kreativitas mendadak buntu sementara deadlinepekerjaan semakin dekat. Solusi timbul saat ia mengambil jalan pintas untuk menyepi ke Ubud, Bali dan bertemu seorang pelukis bernama Genta.

Menurut Okke, sebagian besar orang yang bekerja di bidang kepenulisan pernah mengalami masalah seperti ini di beberapa titik karirnya. ”Bahkan J.K. Rowling saja pernah mengalami kondisi ’tidak menemukan kata-kata untuk ditulis’,” kata Okke, merujuk pada penulis serial Harry Potter yang laris manis itu.

Penyebab writer’s block alias perasaan susah berkarya yang dialami para penulis ini bermacam-macam. Bisa karena depresi, kehilangan, tuntutan yang besar,deadline mepet, dan lain-lain. Solusinya, istirahat sebentar, dan cari suasana baru guna mendapatkan suasana senang, seperti mendengarkan musik, nonton film, atau pindah ruang kerja ke cafe.

Apapun status dan pekerjaanmu saat ini, jangan biarkan rasa stag alias mandek berkreasi timbul. Tetap semangat, dan cari cara untuk kembali mengobarkan inspirasimu. Jangan biarkan semangat dan kreativitas kita kalah oleh block yang menghalangi proses sebuah penciptaan karya besar. **(Reporter ESPIRA-Jojo Raharjo_Jakarta)

Artikel asli : http://www.espira.tv/news/bedah-buku-hindari-kejenuhan-rutinitas

Minggu, 26 September 2010

Resensi Heartblock oleh Ello Aristhosiyoga

Diambil dari : http://elloaristhosiyoga.blogspot.com/2010/09/b3-heart-block.html

Novel yang full warna putih ini, kudapat dari sahabatku. Penggemar novel juga, tapi sekarang dia lagi bikin film dokumenter.

Bagi penulis patut membaca buku ini. Buku ini mengangkat kasus writer’s block atau kebuntuan menulis.

Kisah dalam novel ini bermula ketika Senja—perempuan biasa dari Solo tiba-tiba mendapat penghargaan Festival Penulis Indonesia 2008 untuk kotegari Pendatang Baru Berbakat di novel perdananya, Omnibus. Dari situlah kehidupan barunya dimulai.

Dia jadi pindah ke Jakarta karena mendapat beasiswa Sekolah Menulis Kreatif akibat menangnya Omnibus. Di sana dia tinggal dengan Tasya, kakak tirinya. Kehidupannya lambat-lambat berjalan, novel kedua pun terlahir sukses. Tapi orang-orang selalu menuntut Senja untuk menulis secemerlang Omnibus. Begitupun dengan novel ketiga. Dia putus asa di bawah tekanan. Apalagi Tasnya yang berubah menjadi menejernya selalu membuat jadwal yang tak mampu dia lakukan.

Ketika dia harus mengerjakan novel 40 Days Project—semacam proyek novel yang dikerjakan dalam waktu empat puluh hari—sebagai duta menulis dari suatu penerbit, dia mengalami writer’s block. Apalagi deadline sudah di depan mata. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi jauh dari Jakarta, dan menghabiskan waktu di Bali.

Di Bali dia menemukan Genta, seorang pelukis muda. Di sini perlahan-lahan cinta melanda Senja. Dia pun akhirnya terinspirasi menjadikan Genta sebagai tokoh dalam novel proyek 40 harinya.

Tapi apa yang terjadi kemudian… Sepulang dari Bali, Genta seperti hilang. Lenyap begitu saja… dan Senja harus menemukannya atau setidaknya menyampaikan sesuatu.

Cukup penasaran? Tenanglah novel ini tak berat. Sangat ringan. Cocok dibawa kemana-mana. Dan bagi kalian yang pernah mengalami kebuntuan menulis, dapatkan tips mengatasinya dari isi cerita novel Heart Block ini.

Jumat, 11 Juni 2010

Kata Koran-Jakarta.com Tentang #heartblock

Parrrah.. susah amat sih konsisten untuk nyari review-review tentang heartblock ini :D Apalagi kalau udah punya mainan baru.

Anyway, ini dia, apa kata koran-jakarta.com




Judul : Heart Block, Biarkan Cinta Menemukanmu
Penulis : Okke “Sepatumerah”
Penerbit : Gagas Media
Tahun : I, 2010
Tebal : 316 halaman
Harga : Rp 30.000

“People have writer’s block not because they can’t write but because they despair of writing eloquently” (Anna Quindlen) Novel remaja bertema dunia menulis mulai banyak beredar akhir-akhir ini, salah satunya novel berjudul Heart Block, Biarkan Cinta Menemukanmu. Novel ini termasuk dalam genre remaja atau teenlit yang tidak jauh dengan kisah cinta.

Tapi, ada persoalan lain yang lebih menarik di dalamnya yaitu mengenai kebuntuan menulis yang bahasa kerennya writer’s block.

Kebuntuan menulis (writer’s block) adalah satu titik ketika seorang penulis mengalami kemacetan di tengah proses kepenulisannya. Hilang kemampuan untuk memulai atau meneruskan tulisan ini dikarenakan kurangnya inspirasi atau kreativitas. Fenomena writer’s block ini serupa dengan seorang pejalan yang terjebak di tengah belukar.

Belukar itu bisa merupakan rumpun yang belum terjamah, bisa pula merupakan belantara jalan raya yang tanpa petunjuk.

Satusatunya penyelesaian jika terjebak di dalam belukar semacam itu hanyalah dengan memahami mengapa kita bisa masuk ke sana dan bagaimana kita membebaskan diri dari sana.

Senja merupakan tokoh utama novel Heart Block ini. Sejak memenangi Festival Penulis Indonesia 2008 kehidupan Senja berubah total.

Ia menjadi penulis sukses dengan jadwal publisitas yang padat, banjir tawaran menulis, dan tentu saja ketenaran.

Di tengah kesibukannya di dunia kepenulisan tersebut, chief dari rumah produksi Graha Media mengajak Senja bergabung dalam program 40 Days Project, yaitu menantang para calon-calon penulis remaja dan dewasa muda untuk menulis novel.

Senja akan mendapatkan satu space di website Graha Media yang fungsinya mencatat seluruh progress penulisan novelnya selama empat puluh hari.

Senja pun menyanggupi dan kini dia akan memulai dengan membuka website 40 Days Project. Sebuah blog yang dibuat khusus untuknya.

Namun, ketakutan tiba-tiba muncul bahkan sebelum ia mulai menulis. Senja khawatir jika merekamereka yang mengikuti blog tersebut menolak untuk ikut proyek tersebut gara-gara melihat dutanya kepayahan dalam memulai proyek ini.

Lalu, bagaimana Senja keluar dari benturan dinding penulisan itu? Apakah ia akan “kabur” dari tekanan penerbit dan sang manajer? Mampukah ia menyelesaikan proyek istimewa tersebut? Inilah novel menarik dari Okke “Sepatu Merah” yang ditulis dengan mengalir dan ringan. Begitu menariknya mungkin bisa dibaca singkat.

Novel ini bertema unik dan ceritanya pun seperti menceritakan memoriabel si penulis, bagai membayangkan sosok Senja adalah Okke sendiri.

Satu hal yang kurang nyaman dalam membaca Heart Block ini adalah tentang kehidupan metropolitan remaja Jakarta yang menjadi bagian dari kisah tokoh-tokohnya. Bukan sebuah pelajaran baik bagi penulis pemula jika harus merokok bila dilanda stres. Namun, selebihnya novel ini menghibur.

Pembaca bisa sedikit mengetahui bagaimana dunia penulisan yang selalu tampak nyaman. Atau juga menemukan dunia lukisan yang memang membawa aura keindahan. Dan sekali lagi, soal cinta tetap menjadi bumbu bagi kisah remaja. Kisah antara penulis dan pelukis.

Peresensi adalah Yulia Savitri, alumnus sastra Arab Unpad, aktif di komunitas kepenulisan Forum Lingkar Pena Ciputat

Senin, 19 April 2010

Kata Cita Cinta tentang #Heartblock


(Klik gambar buat memperbesar)

Terima kasih buat @ChicMe yang dengan baik hatinya memotret dan mengirimkannya buat saya. Makasih buat @adisisme , yang udah repot-repot bawa Cita Cinta dari kantornya --- dan ternyata saya salah sebut edisi *maafkan sayaa!*

Rabu, 14 April 2010

Kata Belia Pikiran Rakyat Tentang #Heartblock


(Klik gambar untuk memperbesar)

Dan berita bagusnya adalah : HEARTBLOCK masuk cetakan ke-3. YAY! Terima kasih atas dukungannya.

Senin, 12 April 2010

Kata @akuiniobenk tentang #Heartblock

Sumber : http://akuiniobenk.wordpress.com/2010/04/12/heart-block-novel-by-okke-sepatumerah/

Writer’s block is a temporary psychological inability to begin or continue work on a piece of writing (American Heritage Dictionary).

Itu kalimat yang saya comot dari salah satu bagian novel ini. Saya beli novel ini udah lama dan menumpuk begitu aja untuk beberapa waktu bersama buku2 lain yang antri saya baca, akhirnya saya menamatkan juga membaca novel ini dan kembali memulai baca buku yang lain.

Okke sepatumerah, penulis yang novelnya baru kali ini saya baca. Tertarik membeli karena gambar keranjang sampah yang berisi gulungan kertas salah tulis yang mirip dengan kondisi saya saat itu.

Penuliskah saya? bukan kok, saya bukan penulis hebat atau seseorang yang tulisannya pernah dimuat di suatu media terkenal. Saya cuma seseorang yang suka menumpahkan segala isi fikiran saya dengan meracau melalui tulisan. Dan ketika itu, saya sedang tidak memiliki mood menulis apapun. Bahkan ketika saya menemukan hal – hal menarik dikeseharian pun saya sulit mendapatkan mood untuk menulis seperti biasanya.

Selain itu alasan lainnya adalah suasana hati saya sedang mirip dengan judul. hehe Heart Block :) dan harapan saya tersentuh dengan kata2 di cover :

Biarkan cinta menemukanmu


Dalam novelnya okke menceritakan kisah seorang penulis muda bernama Senja yang sedang mengalami kebuntuan ide dan mood untuk menulis di salah satu proyeknya. Berhasil mewujudkan cita – citanya untuk menjadi seorang penulis melalui maha karyanya omnibus yang berhasil memenangkan lomba karya menulis justru membawa Senja ke situasi dimana ia menjadi penulis yang dikejar banyak deadline dan tuntutan kualitas.

Memang berbeda menulis semengalir keinginan kita dengan menulis menulis yang dipenuhi himpitan kejar tayang dan tuntutan kualitas yang kita harapkan dapat diterima dan memuaskan orang banyak.

Senja pindah dari kota asalnya Solo ke Jakarta karena tulisannya yang berjudul Omnibus berhasil membawanya untuk mengikuti Sekolah Menulis Kreatif dan berkesempatan bertemu beberapa penulis muda lainnya dan para mentor yang disiapkan.

Pindah ke Jakarta Senja dihadapkan pula ke kenyataan bahwa ia harus hidup bersama kakaknya Tasya. Tasya pribadi yang amat berbeda dengan Senja. Selain perbedaan fisik, karakter Tasya yang amat terbuka dan banyak teman dan amat gaul jelas tidak bisa disamakan dengan Senja yang teramat biasa dan tidak memiliki hal spesial menurut fikirannya.

Pada cerita selanjutnya Tasya hadir menjadi bagian dari konflik utama novel ini. Berperan sebagai manager Senja yang mulai banyak proyek menulis dan kegiatan promo, Senja merasakan selain berhasil menjadi manager dan publisher dirinya dan tulisannya Tasya dirasakan sudah masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan Senja.

Banyaknya aktivitas publikasi dan proyek – proyek menulis yang diperoleh Tasya yang sebagian besar keluar sebagai inisiatif dalam dirinya membuat Senja merasa kehilangan kebebasannya. Kebebasan untuk menulis, kebebasan untuk mendapatkan waktu pribadi dan kebebasan untuk menjadi penulis yang lepas dari segala pesanan.

Senja protes akan semua tekanan Tasya, ia pun bergumul dengan segala penjelasan Tasya yang menanamkan pada otaknya bahwa semuanya memanglah harus seperti itu. Untuk lebih berkembang Senja memang mau tidak mau harus mencoba banyak langkah untuk maju. Berkeputusan sebagai penulis penuh waktu memasung Senja untuk tidak boleh beralasan tidak ada mood menulis dikala tenggat waktu menerjang.

Hingga akhirnya Senja melarikan diri dengan menghadiahi dirinya liburan setelah memaksa Tasya mengizinkannya. Ia pergi ke Bali berharap kembali menemukan identitas dirinya sendiri sebagai penulis dan pulang membawa mood dan karya baru.

Dalam liburannya Senja bertemu seorang lelaki bernama Genta. Diawali dalam sebuah obrolan menanti keberangkatan pesawat yang delay, Genta hadir sebagai pemeran lain yang membuat liburan Senja menjadi menarik. Dengan menjadi guide , menemani Senja selama di Bali bahkan sempat menerima dirinya untuk tinggal bersama di rumah kontrakannya.

Genta berhasil menghadirkan gairah Senja menulis. Cocok karena merasa mengalami sedikitnya situasi yang serupa membuat keduanya mampu saling menepiskan kegalauan yang ada dari segala tekanan terhadap profesinya masing2. Sayang kebersamaan yang membentuk kedekatan yang asik selama di Bali tidak berjalan sesuai dengan harapan Senja. Ciuman pertama Senja yang didapat dari Genta pada akhirnya tidak membuat kisah romansa ini berlanjut. Berakhir begitu saja setelah kepulangan Senja dari liburannya dan tamat sudah dengan hadirnya kenyataan lain di penghujung cerita.

Senja berhasil membawa karya baru dari liburannya. Karir kepenulisannya pun terus berjalan dengan pengaturan Tasya yang mulai berubah banyak. Sebagai penulis muda, Senja berhasil melalui fase sulit dalam perkembangan karir dan profesinya. Publisitas, target, tuntutan pasar dan ekses lain yang tentunya harus ia terima dan hadapi. Fase yang ia harus lalui akibat keputusannya untuk mewujudkan mimpi sebagai penulis. Penulis yang bebas menjadi dirinya sendiri dan bebas hati menerima segala kritik maupun rendah hati dalam menerima segala pujian.

Novel yang cukup menarik untuk dibaca. Jauh dari bumbu dramatisasi yang kejam membuat novel ini menjadi novel yang menghibur. Hadir dalam balutan cerita yang tidak mudah di duga dan ending yang tentu saja tidak dapat dipesan oleh harapan kita pembaca, Okke berhasil menuangkan sebuah cerita ke dalam sebuah novel dengan alur yang tidak terkesan dipaksakan dan penuh kebetulan yang klise.

Ada kalimat yang saya suka ketika Senja berpikiran sebelum menjadi penulis penuh waktu dan masuk ke dalam industri penerbitan.

Menurutku, jika kita senang menulis atau mengekspresikan apa yang kita rasakan dan pikirkan apa sejujur – jujurnya lewat tulisan dan merasa berbahagia saat melakukannya maka PENULIS-lah kita

Jumat, 19 Maret 2010

Kata Rani Tentang #Heartblock

Yak, saya mulai mengumpulkan hasil review #heartblock, setelah sekian lama 'lupa' kalau saya punya blog ini. Kalo ada yang udah pernah review, kasih tau saya ya :)

sumber : http://1bintangbiru.blogspot.com/2010/01/80-hari-keliling-dunia-bisa-membuatmu_31.html

Engga ada yang menyangkal kepiawaian mbak okke *aduh, sok kenal gini..* dalam bercerita. mengalir. flows. begitu juga dengan heart block ini. it flows. Dan temanya itu lhoooo...writer's block! masalah yang sering tak terpecahkan dan selalu dikambinghitamkan.

Tapi...

Dari buku-buku mbak okke yang saya baca (indonesian idle dan istoria da paz), kok rasanya yang ini kurang nendang ya? Emosinya kurang kerasa, rasanya cerita berjalan terlalu cepat, tau-tau udah habis aja.

tapi (lagi)...

suka endingnya! no life's perfect. noone gets everything. so long fairytales! :))

it's still worth reading tho :)
Related Posts with Thumbnails